Suksesi Rektor di UNM, Incumbent Lebih Berpeluang

Senin, 09 Januari 2012 – 12:16 WIB

MAKASSAR - Meski  penyaringan  tahap pertama  masih  digelar sebulan  lagi, namun prediksi siapa bakal calon rektor yang berpeluang menakhodai kampus Orange UNM periode 2012-2016 mulai beraroma. Dari informasi yang dihimpun Fajar (JPNN Group), Minggu,  8  Januari, suara fakultas didominasi mengarah kepada kandidat nomor urut satu yakni Prof Dr H Arismunandar  disusul nomor urut tiga, Dr Hj Hasmiyati dan yang terakhir kandidat nomor urut dua, Dr Karta Jayadi, Msn.

Suara pertama yang siap disumbangkan ditujukan kepada incumbent berasal dari Fakultas Ilmu Pendidikan. Dekan FIP, Ismail Tolla, secara tersirat mengakui kalau fakultasnya mendukung penuh kepada calon yang berasal dari fakultas yang saat ini dipimpinnya.

"Kami sama-sama satu fakultas. Jadi calonnya juga dari fakultas ilmu pendidikan. Saya kira Anda sudah mengerti  itu kalau calonnya dari sana,"beber dekan yang telah menjabat dua periode ini saat dihubungi  melalui telepon selularnya, Minggu (8/1).
 
Senada Ismail, Dekan Fakultas Matematika dan IPA, Prof Dr Hamzah Upu juga mengakui prediksi suara mayoritas dari fakultasnya cenderung ke arah pencetus menara Phinisi itu. Namun menurutnya prediksi suara itu terlalu dini dilakukan untuk saat ini. 

"Tapi yang saya lihat cenderung ke sana (incumbent, red). Tapi itu cenderung lho. Mungkin karena selama ini kita sudah lihat pembangunan fisik yang dibangun beliau seperti menara Phinisi dan program-program lainnya sehingga sudah terlihat prestasi beliau,"paparnya.

Dekan Psikologi,  Prof Dr  Syamsul Bachri Thalib, Msi yang merupakan dekan Fakultas Psikologi mengamati kecenderungan suara dari fakultasnya juga  mengarah kepada guru besar Administrasi Pendidikan itu. "Yah saya lihat kira-kira begitu cenderung ke Pak Aris. Tapi saya baru yakin kalau sudah melihat  hasil dari visi-misinya nanti," kata dia.

Berbeda dengan dua guru besar di atas, Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan, Arifuddin Usman memprediksi perolehan suara pertama akan diraih oleh incumbent . Disusul nomor urut tiga. Karena itu, fakultasnya siap menyumbang suara mayoritas kepada nomor urut tiga, Dr Hj Hasmiyati, Mkes yang merupakan ketua jurusan Penjaskesrek FIK.
 
"Nomor urut satu dan tiga ini patut diperhitungkan. Kenapa kita memilih ibu Hasmiyati, karena beliau mengusung isu gender dan terlihat dari manajemen pengelolaannya selama ini memimpin jurusan,"ucap Arifuddin memberi  alasan.

Tidak menutup kemungkinan, lanjutnya, kampus itu dipimpin oleh seorang perempuan karena selama ini belum pernah ada kaum hawa yang memimpin kampus tersebut. Olehnya itu, guna mendukung suara mayoritas kepada doktor alumni  Universitas Negeri Jakarta itu, timnya akan menggaet beberapa fakultas. "Saat ini kami sedang melobi fakultas MIPA dan Teknik agar menyumbang suaranya kepada ibu Hasmiyati,"ajak dia.

Menurut informasi yang dihimpun Fajar, incumbent memiliki lima suara fakultas, nomor urut dua dengan dua suara fakultas dan nomor urut tiga dengan dua suara fakultas. Satu fakultas masih belum memberi  jawaban. Seperti yang diungkap Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra, Dr Kisman Salija, Mpd.    

"Tidak benar kalau fakultas kami memberi suara kepada satu calon tertentu. Peluangnya belum terlihat karena visi-misinya saja belum dipaparkan. Bagi saya, semuanya pantas," tegasnya.

Dekan Fakultas Seni dan Desain, Dr Karta Jayadi, MSn yang juga  kandidat nomor urut dua menyayangkan jika pemilihan rektor di kampus dipolitisasi. "Ini bukan pilkada yang bisa diprediksikan suara ini untuk ini. Mengapa pemilihan ini seperti berpolitik. Inilah politik pemilih yang khas akademik," kritik doktor jebolan Universitas Indonesia itu.

Bagi Karta, keinginannya untuk memimpin UNM ke depan bukan berasal dari kekuatan kafilah-kafilah. Namun terletak bagaimana kekuatannya pada menjual visi-misi yang tidak pernah berpolitik untuk meminta.

"Saya pribadi tidak pernah meminta fakultas saya memilih saya. Kalau visi-misi saya cocok, ayo dukung. Kalau tidak, tinggalkan saja. Kan begitu?" ucapnya balik bertanya.

Menanggapi riuhnya aroma prediksi di kampus pencetak  guru itu, Direktur Program Pascasarjana, Prof Dr H Jasruddin menengahi dengan menilai bahwa ketiga kandidat itu memiliki peluang yang sama.

"Buktinya, mereka percaya diri untuk mendaftar menjadi calon rektor. Ini kan artinya mereka memiliki peluang yang sama. Jadi sampai hari ini kita susah prediksi suara mayoritas dipegang siapa,"jelas dia.
   
Menurutnya, alam demokrasi yang diterapkan di kampus  itu hendaknya membuat calon pemilih bersikap netral. Perolehan suara sampai saat ini masih fluktuatif sehingga tidak bisa diprediksi siapa yang memiliki mayoritas suara. (yan/pap)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Disdik Ngaku tak Ada Pemotongan Beasiswa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler