Suku Bunga KPR Turun, Indeks Harga Properti Stabil

Jumat, 30 April 2021 – 23:55 WIB
Rumah.com. Foto Instagram/rumahcom

jpnn.com, JAKARTA - Country Manager Rumah.com Marine Novita menyambut baik kebijakan Bank Indonesia (BI) untuk tetap mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50 persen.

Kebijakan ini diharapkan bisa mendukung pemulihan ekonomi nasional lebih lanjut, sekaligus mendongkrak pertumbuhan bisnis properti yang sedang mengalami stagnasi di tengah pandemi.

BACA JUGA: Arie Untung: di Rumah Terus Bukan Berarti Ngepet

Namun, menurut Marine, yang paling penting dari kebijakan BI dengan tetap mempertahankan BI7DRR sebesar 3,50% tersebut adalah pelaksanaannya.

Pasalnya, langkah BI menurunkan suku bunga acuannya tidak langsung diikuti oleh kalangan perbankan untuk menurunkan suku bunga kredit khususnya Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA), sehingga walaupun suku bunga BI sudah turun, namun industri properti tidak bisa segera langsung merasakan dampaknya.

BACA JUGA: Kembangkan LRT City, Adhi Commuter Properti Gandeng BTN

"Penurunan suku bunga acuan BI7DRR terus berlangsung selama setahun terakhir di mana secara tahunan BI7DRR sudah turun sebesar 100 bps dari April 2020 lalu. Turunnya BI7DRR telah sedikit mendorong turunnya suku bunga kredit properti. Suku bunga KPR mengalami penurunan tipis dari 8,67% menjadi 8,26% dan KPA dari 8,63% menjadi 8,22% berdasarkan data Bank Indonesia per Februari 2021," jelasnya.

Data tersebut menunjukkan bahwa suku bunga KPR dan KPA memang sudah mengalami penurunan namun masih turun tipis dan masih relatif tinggi terhadap suku bunga acuan.

BACA JUGA: Girang Billy Syahputra dan Amanda Manopo Putus, Nikita Mirzani: yang Gue Targetkan Benar

Dari catatan BI sendiri, penurunan SBDK perbankan masih terbatas dalam merespons pemangkasan suku bunga kebijakan.

Januari 2020 sampai Januari 2021, suku bunga BI7DRR turun sebesar 125 bps (year-on-year), sementara SBDK hanya turun sebesar 78 bps (year-on-year).

Marine menambahkan situasi pasar properti saat ini memang terlihat semakin kondusif bagi konsumen.

Apalagi sesuai dengan data Rumah.com Indonesia Property Market Index Q1 2021, di mana pada kuartal keempat 2020 terjadi penurunan harga properti, kenaikan suplai, dan turunnya permintaan secara nasional.

Data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) ini memiliki akurasi yang cukup tinggi untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di Indonesia.

Data RIPMI menunjukkan indeks harga kota-kota satelit Jakarta relatif stabil dan hanya mengalami kenaikan atau penurunan secara tipis dibandingkan kuartal sebelumnya.

Di wilayah Banten, indeks harga properti Kota Tangerang mengalami kenaikan tipis dari 119,6 poin menjadi 122,3 poin pada Q4 2020.

Sebaliknya indeks harga Kabupaten Tangerang justru mengalami penurunan tipis dari 116,8 poin menjadi 114,3 poin pada Q4 2020. Sedangkan

Tangerang Selatan stabil pada posisi 114 poin.

Indeks harga properti di Kabupaten Tangerang turun sebesar 2,1% secara kuartalan pada Q4 2020. Ini merupakan pertama kalinya harga properti di kawasan sunrise property tersebut mengalami penurunan secara kuartalan dalam satu tahun terakhir. Menurut Marine, turunnya harga properti di Kabupaten Tangerang ini masih dalam batas yang wajar.

"Kabupaten Tangerang selalu mengalami peningkatan harga setiap kuartalnya. Pada kuartal ini pengembang dan penyedia suplai mungkin melakukan sedikit penyesuaian harga untuk tetap menjaga minat pencari properti. Sedangkan secara tahunan, Kabupaten Tangerang masih mencatatkan kenaikan sebesar dua persen," jelas Marine.

Sementara di wilayah Jawa Barat, indeks harga properti Depok mengalami kenaikan secara drastis dari 128,9 poin menjadi 138,2 poin pada Q4 2020.

Kota Bekasi naik tipis dari 119,2 poin menjadi 122,2 poin pada Q4 2020, Kabupaten Bekasi naik dari 109,4 poin menjadi 116,5 poin pada Q4 2020, Kota Bogor naik tipis dari 110,3 menjadi 110,8 poin pada Q4 2020 sedangkan Kabupaten Bogor justru mengalami penurunan dari 128,4 poin menjadi 125,6 poin pada Q4 2020.

Di sisi suplai properti, menurut data RIPMI menunjukkan bahwa kota-kota di Jabodetabek mengalami kenaikan suplai, hanya Kota Bogor saja yang mengalami penurunan suplai.

Indeks suplai properti Kota Bogor turun dari 120,5 menjadi 112,5 poin pada Q4 2020, sedangkan Kabupaten Bogor naik dari 123,5 poin menjadi 143,9 poin pada Q4 2020, Depok mengalami kenaikan dari 106,4 poin menjadi 116,1 poin pada Q4 2020.

Kota Bekasi naik drastis dari 138,7 poin menjadi 175,8 poin pada Q4 2020 dan Kabupaten Bekasi juga naik drastis dari 240,5 poin menjadi 285,6 poin pada Q4 2020.

BACA JUGA: Konglomerat Korsel Beli Saham PT Pyridam Farma

Sedangkan di wilayah Banten, indeks suplai properti Kota Tangerang naik dari 135 poin menjadi 157,6 poin pada Q4 2020, Kabupaten Tangerang naik dari 202,7 poin menjadi 227,3 poin pada Q4 2020 dan Tangerang Selatan naik dari 97,9 poin menjadi 113,7 poin pada Q4 2020.

Menurut Marine, kenaikan suplai properti di wilayah satelit Jakarta ini menjadi indikasi bahwa para pengembang fokus pada pembangunan hunian untuk kelas menengah dan menengah atas di kawasan-kawasan alternatif dengan harga yang lebih terjangkau.

Tren pencarian properti di kota-kota satelit DKI Jakarta melalui portal properti Rumah.com mengalami penurunan sebesar 14 persen pada Q4 2020 dibandingkan kuartal sebelumnya.

Turunnya tren pencarian properti pada wilayah-wilayah di Jabodetabek tersebut memang erat kaitannya dengan siklus properti tahunan, di mana Q4 merupakan periode rendahnya permintaan properti karena banyaknya pengeluaran orang di akhir tahun.

Selain itu pandemi Covid-19 juga belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir sehingga masyarakat masih menahan diri untuk melakukan transaksi pengeluaran besar.

Marine menjelaskan penurunan suku bunga KPR dan KPA memang belum sebesar penurunan BI7DRR.

BACA JUGA: Kementerian PUPR Percepat Perbaikan Drainase Jalan Akses Area Bandara Juanda Surabaya

 

Namun, sudah terlihat upaya bank yang menurunkan suku bunga KPR sebesar 15 bps pada Juli hingga Oktober 2020, di mana pada saat itu BI7DRR stagnan di 4%.

Harapannya adalah perbankan terus melakukan penyesuaian suku bunga KPR dan KPA agar semakin memudahkan masyarakat untuk memiliki rumah, terutama pada situasi pandemi seperti sekarang ini.

"Kebijakan BI agar BI7DRR tetap sebesar 3,50% ini masih membutuhkan dukungan lebih lanjut dari pemerintah agar kebijakan ini bisa memiliki dampak yang lebih signifikan dengan menerapkan mekanisme yang dapat memastikan bahwa BI7DRR dipatuhi dan dilaksanakan oleh perbankan di Indonesia," kata Marine.

Bagi pencari rumah yang membutuhkan daftar suku bunga terendah KPR yang selalu terupdate setiap bulannya, bisa mendapatkan informasinya dengan mencari di Google dan menggunakan kata kunci 'bunga KPR Rumah.com'.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gandeng iStyle.id, Marhen.J Luncurkan Tas Baru


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler