Suku Bunga Kredit Mikro Sulit Turun

Kamis, 11 Agustus 2016 – 01:42 WIB
BI. Foto: JPNN

jpnn.com - BALIKPAPAN – Suku bunga kredit untuk sektor UMKM selama ini dinilai lebih tinggi. Angkanya dinilai lebih tinggi ketimbang suku bunga kredit retail. Suku bunga KUR bisa sembilan persen karena subsidi pemerintah.

Dilihat dari data yang dihimpun dari Bank Indonesia, terlihat rata-rata suku bunga kredit mikro di angka 19 persen. Seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk suku bunga mikronya sebesar 19,25 persen, PT Bank CIMB Niaga Tbk (19 persen), PT Bank Danamon Indonesia Tbk (19 persen), dan BPD Kaltim (11,15 persen).

BACA JUGA: 70 Persen Produksi Garmen Indonesia Diekspor

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalimantan Timur Dwi Ariyanto menjelaskan, untuk menentukan besaran suku bunga kredit di sektor produktif bank-bank harus mempertimbangkan berbagai aspek.

Selain biaya dana, antara lain profit margin dan profil risiko calon debitur dan sektor usaha.

BACA JUGA: Sriwijaya Jajaki Terbangi Rute Gorontalo dan Lampung

“Di sektor mikro ini debiturnya visible namun tidak bankable. Jadi, mungkin perbankan melihat risikonya cukup tinggi dibanding penyaluran di sektor ritel yang usahanya sudah jelas dan bankable,” ujarnya.

“Jadi, mau tidak mau suku bunga di sektor tersebut cukup tinggi. Kalau dalam bahasa bisnis mengambil jumlah sedikit lebih mahal dibanding mengambil jumlah banyak,” terangnya.

BACA JUGA: 2 Jagoan Isuzu Tampil Lebih Fresh Luar Dalam

Dwi menjelaskan, kredit mikro memiliki biaya operasional (overhead) dan premi risiko yang lebih tinggi dibanding sektor kredit lain. Sebab, bank harus merekrut banyak tenaga kerja dan memiliki jaringan hingga pelosok.

Menurutnya, walau memang diperuntukkan bagi rakyat menengah ke bawah, untuk menurunkan suku bunga kredit di sektor mikro ini cukup sulit.

Jika ingin menurunkan hingga single digit seperti yang direncanakan pemerintah, pemerintah harus memberikan dana subsidi bunga seperti yang mereka lakukan untuk program kredit usaha rakyat (KUR).

Belum lagi dari sisi Bank Perkreditan Rakyat (BPR), suku bunga di segmen mikro lebih dari 20 persen. Sejatinya BPR hadir di tengah masyarakat dan berada di daerah pasar.

Sebab, mencegah beredarnya jasa keuangan nonformal yang memberikan pinjaman kepada pedagang-pedagang di pasar. Sebagaimana arahan pemerintah, Dwi menyebut paling tidak akhir tahun nanti suku bunga kredit bisa lebih kondusif hingga mencapai single digit.

Adapun untuk mencapai hal itu, OJK terus mengimbau bagi perbankan untuk bisa melakukan efisiensi. OJK juga sedang mengkaji secara keseluruhan untuk mendorong penerapan bunga kredit murah, termasuk untuk segmen mikro itu. (aji/lhl/k15/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementerian PUPR Minta Pengembang Bangun Hunian Berimbang di Kota Maja


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler