USAID Mission Director Andrew Sisson mengatakan memang benar jika kucuran sumbangan dari pihaknya untuk urusan TB paling besar adalah untuk Indonesia.
’’Jika tidak salah memang Indonesia itu di urutan kesatu atau kedua penerima bantuan penanganan TB terbesar di dunia,’’ ujar Sisson.
Dia mengatakan ada banyak faktor yang menyebabkan kucuran bantuan untuk Indonesia ini menjadi besar. Sisson mengatakan jika Indonesia adalah negara yang luas dan terdiri dari pulau-pulau yang tersebar di mana-mana. ’’Jadi resiko orang atau penduduk terjangkit TB besar. Termasuk kasus TB-nya juga besar karena penduduknya banyak,’’ katanya.
Tetapi dia mengatakan jika hubungan kerjasama antara Indonesia dan Amerika Serikat selama ini cukup baik. Melalui hubungan kerjasama komperhensif, yang terdiri dari beberapa sektor, Sisson mengatakan sudah menimbulkan dampak positif.
Dia juga meyakini bahwa komitmen pemerintah Indonesia untuk penanganan TB. Sehingga bantuan uang dari USAID bisa terserap optimal.
Sementara itu Menkes Nafsiah Mboi menuturkan, saat ini tidak ada negara yang terbebas dari kasus TB. ’’Sehingga semua negara saat ini saling bekerjasama. Termasuk Amerika Serikat,’’ tandasnya. Namun dia mengatakan jika misi mewujudkan dunia bebas TB tetap digalakkan.
Untuk kondisi di Indonesia, Nafsiah mengatakan ada ancaman serius terkait keberadaan penyakit TB. Diantaranya adalah semakin tumbuhnya kasus TB multi drug resistant (TB-MDR).
Dia mengatakan jika Indonesia adalah salah satu negara yang mempelopori target universal acces untuk penderita TB-MDR. ’’Kita tahu biaya pengobatan TB-MDR itu jauh lebih mahal. Tetapi semuanya sudah digratiskan oleh pemerintah,’’ katanya. (wan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bupati Batubara Belum Tersangka
Redaktur : Tim Redaksi