Perseroan masih mengandalkan kontribusi properti di Kelapa Gading, Bekasi dan Serpong. Pencapaian tahun lalu menopang pendapatan dan laba bersih Summarecon. Mengacu pada capaian positif itu berarti pendaparan naik 17,64 persen dari raihan pendapatan 2010 lalu sebesar Rp 1,7 triliun. Begitu juga dengan laba yang tumbuh antara 28,7 hingga 50,2 persen dari laba bersih sepanjang 2010 menyentuh Rp 233,48 miliar.
Perseroan memiliki proyek kota mandiri yang terdiri dari residensial dan komersial di Summarecon Kelapa Gading, Summarecon Bekasi dan Summarecon Serpong. Menurut Johanes, di Serpong pihaknya sedang membangun tiga cluster baru dengan total 1.000 unit rumah kelas menengah dan atas. Di kawasan itu, perseroan juga telah memiliki proyek komersial yaitu Summarecon Mall Serpong 1 dan 2. Pusat perbelanjaan itu memiliki total luas 110 ribu meter persegi. Manajemen juga berencana membangun Summarecon Mall Serpong 3 dalam empat atau lima tahun ke depan. Luas mal ketiga ini diproyeksikan sekitar 40 ribu meter persegi.
Sedangkan di Kelapa Gading, Summarecon terus melanjutkan pembangunan dan pemasaran Grand Orchard. Perseroan tengah menyelesaikan gedung perkantoran Menara Satu setinggi 11 lantai dengan investasinya mencapai Rp 160 miliar. Di Bekasi, perseroan memiliki total lahan 240 hektar (ha). Proyek hunian di kawasan ini diharapkan mencapai total 15 klaster dengan hampir 4000 unit rumah dan 6000 unit apartemen.
Di sisi lain, manajemen juga terus melakukan ekspansi kepemilikan lahan. Pekan lalu, melalui anak usahanya PT Summarecon Property Development (SPD), perseroan telah resmi menjadi pengendali mayoritas PT Duta Sumara Abadi (DSA). Pengambilalihan dilakukan dengan membeli 51 persen total saham DSA dari Venture Hover Limited senilai Rp 288,95 miliar. Dengan lahan DSA seluas 238 ha di Bekasi, Jawa Barat, maka landbank Summarecon menjadi 1138 ha.
Sebelumnya, perseroan telah memiliki landbank sekitar 900 ha yang sebagian besar tersebar di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Meski belum berencana mengembangkan lahan DSA itu, manajemen mengklaim lahan tersebut sangat cocok untuk dikembangkan sebagai kawasan residensial.
Di luar Jabodetabek, SMRA juga agresif menambah koleksi lahan. Perseroan sudah mengakuisisi lahan seluas 60 ha di Bandung, Jabar pada September 2010 lalu. (far)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Amankan Pasokan Batubara
Redaktur : Tim Redaksi