jpnn.com, JAKARTA - Pemprov Sumsel terus mendukung percepatan transisi energi berkeadilan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) sekaligus Plt. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sumsel S.A Supriono berharap bergabungnya Sumsel dengan JET-CR Platform dapat mengembangkan strategi yang efektif untuk mengoptimalkan pekerjaan yang menggunakan transisi energi.
BACA JUGA: Meutya Hafid: UMKM Go Digital untuk Menciptakan Lapangan Kerja
Hal itu disampaikan Supriono menghadiri secara virtual peluncuran "The Just Energy Transition in Coal Regions - Interregional Platform (JET-CR Platform) Communities of Practice" yang diselenggarakan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional RI, bertempat di Command Center, Kamis (10/8).
JET-CR adalah platform yang berkontribusi memperkuat kapasitas dan berbagi pengalaman tentang transisi energi yang adil dalam konteks kawasan batu bara secara global, termasuk mengambil pembelajaran dari Uni Eropa.
BACA JUGA: Relawan Mas Bowo Gelar Jalan Sehat dan Bagikan Bantuan di Sumsel
Platform ini juga merupakan bagian dari keseluruhan proyek kawasan inovasi untuk transisi energi yang berkeadilan.
Sebagai salah satu provinsi dengan tambang batu bara terbesar di Indonesia, Pemprov Sumsel ikut tergabung dalam komunitas tersebut untuk bekerja sama mengoptimalkan transisi energi.
BACA JUGA: Gelar Aksi Sosial, Relawan Mas Bowo Ajak Warga di Sumsel Sukseskan Pilpres 2024
"Saya berharap dengan bergabung dalam komunitas ini dapat saling bertukar wawasan mengenai tren terbaru dalam kebijakan, inovasi, serta berbagi pengalaman dan pengetahuan terkait praktik baik transisi energi berkeadilan di negara-negara lain. Terutama, strategi dalam mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT) dan menciptakan pekerjaan baru yang ramah lingkungan untuk memitigasi dampak sosial dan ekonomi," kata Supriono.
Supriono juga menyampaikan bahwa pihaknya tengah berupaya menurunkan produksi bahan bakar fosil untuk mendukung komitmen Indonesia Net Zero Emission pada 2060 mendatang.
"Tantangan yang dihadapi Pemprov Sumsel adalah menurunkan produksi bahan bakar fosil yang ada saat ini. Hal tersebut sangat mempengaruhi pembangunan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat. Namun, kami selalu berupaya untuk hal itu dan dibutuhkan juga upaya yang komperhensif, terpadu, serta bahu membahu antarpemangku kepentingan, termasuk pembuat kebijakan, pengusaha, pekerja, dan masyarakat," ujarnya.
Kepala Bidang Pelatihan dan Produktivitas Disnakertrans Sumsel Dedi Januarsyah menganggap Proyek Global Transisi Energi Berkeadilan ini merupakan peluang terbukanya lapangan kerja hijau atau green jobs bagi kaum milenial di Sumsel.
"Indonesia saat ini memasuki era bonus demografi, di mana penduduk usia produktif lebih banyak dibandingkan dengan usia tidak produktif sampai dengan tahun 2045. Sementara menurut IRENA, secara global akan muncul 43 juta green jobs berbasis EBT sampai dengan tahun 2050," kata Deddy
Menurutnya, peluang tersebut tentu akan bayak membuat generasi milenial berkegiatan produktif, untuk itu pihak Dinakertrans tengah mempersiapkan program Green Jobs Training yang diperuntukkan para generasi muda.
"Disnakertrans saat ini sedang mempersiapkan pogram green jobs trainning bagi kaum milenial Sumsel," tandas Deddy.(jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Elvi Robiatul, Elvi Robiatul