RUPANYA Superman harus menyerah. Bukan kepada lawannya atau superhero lain, melainkan pada kekuatan gerombolan monster seperti Mike, Sulley, dan kawan-kawan.
Tentu saja itu bukan cerita dalam sebuah film, melainkan hasil raihan box office selama akhir pekan kemarin. Sebagai debutan, Monsters University berhasil mencatatkan pendapatan yang jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan Man of Steel.
Monsters University menghadirkan tokoh yang sudah familier bagi pencinta film animasi. Sebab, mereka adalah karakter yang pernah hadir melalui Monsters, Inc. pada 2001. Kali ini cerita lebih difokuskan pada bagaimana para monster yang lebih bisa disebut lucu ketimbang menakutkan itu belajar trik menakuti manusia, terutama anak-anak. Billy Crystal dan John Goodman juga kembali didapuk menjadi pengisi suara.
Film yang diproduksi Pixar Animation Studio dan didistribusikan Walt Disney Pictures tersebut menghasilkan pendapatan USD 82 juta. Lebih tinggi jika dibandingkan dengan World War Z yang menghadirkan jagoan ganteng Brad Pitt. Film tentang zombi yang menginvasi bumi tersebut meraih USD 66 juta.
Sementara itu, Man of Steel yang memasuki pekan kedua meraih USD 41,2 juta. Angka tersebut diperoleh dari bioskop di AS dan Kanada.
Daftar tiga besar di box office menunjukkan selera pasar yang cukup bervariasi. "Akhir pekan yang cukup menakjubkan. Ini menjadikan para pembuat film sulit meraba keinginan publik, tapi bisa jadi tekanan yang sehat bagi mereka untuk berkompetisi," kata Dave Hollis, kepala distribusi Disney, seperti yang dikutip kantor berita Associated Press kemarin (24/6)
World War Z (WWZ)juga memberi kejutan. Pada pekan awal pemutarannya, film tersebut menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Padahal, film yang sempat ditulis ulang, bahkan syuting ulang, itu overbudget. Akibatnya, jadwal penayangannya pun harus diundur. Namun, dalam pekan kedua WWZ berhasil meraih pendapatan yang cukup lumayan.
"Prestasi World War Z menunjukkan bahwa semua cerita negatif di balik pembuatan film tidak akan digubris penikmatnya. Penonton tidak peduli jika syuting ending film harus dilakukan dua kali sepanjang mereka suka dengan hasil akhirnya," kata Paul Dergarabedian dari Hollywood.com yang mengumpulkan data film-film peraih box office. (c11/any)
Tentu saja itu bukan cerita dalam sebuah film, melainkan hasil raihan box office selama akhir pekan kemarin. Sebagai debutan, Monsters University berhasil mencatatkan pendapatan yang jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan Man of Steel.
Monsters University menghadirkan tokoh yang sudah familier bagi pencinta film animasi. Sebab, mereka adalah karakter yang pernah hadir melalui Monsters, Inc. pada 2001. Kali ini cerita lebih difokuskan pada bagaimana para monster yang lebih bisa disebut lucu ketimbang menakutkan itu belajar trik menakuti manusia, terutama anak-anak. Billy Crystal dan John Goodman juga kembali didapuk menjadi pengisi suara.
Film yang diproduksi Pixar Animation Studio dan didistribusikan Walt Disney Pictures tersebut menghasilkan pendapatan USD 82 juta. Lebih tinggi jika dibandingkan dengan World War Z yang menghadirkan jagoan ganteng Brad Pitt. Film tentang zombi yang menginvasi bumi tersebut meraih USD 66 juta.
Sementara itu, Man of Steel yang memasuki pekan kedua meraih USD 41,2 juta. Angka tersebut diperoleh dari bioskop di AS dan Kanada.
Daftar tiga besar di box office menunjukkan selera pasar yang cukup bervariasi. "Akhir pekan yang cukup menakjubkan. Ini menjadikan para pembuat film sulit meraba keinginan publik, tapi bisa jadi tekanan yang sehat bagi mereka untuk berkompetisi," kata Dave Hollis, kepala distribusi Disney, seperti yang dikutip kantor berita Associated Press kemarin (24/6)
World War Z (WWZ)juga memberi kejutan. Pada pekan awal pemutarannya, film tersebut menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Padahal, film yang sempat ditulis ulang, bahkan syuting ulang, itu overbudget. Akibatnya, jadwal penayangannya pun harus diundur. Namun, dalam pekan kedua WWZ berhasil meraih pendapatan yang cukup lumayan.
"Prestasi World War Z menunjukkan bahwa semua cerita negatif di balik pembuatan film tidak akan digubris penikmatnya. Penonton tidak peduli jika syuting ending film harus dilakukan dua kali sepanjang mereka suka dengan hasil akhirnya," kata Paul Dergarabedian dari Hollywood.com yang mengumpulkan data film-film peraih box office. (c11/any)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Beda 21 Tahun, Ginanjar Nikahi Susi Riyani
Redaktur : Tim Redaksi