jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum PSSI Erick Thohir belum bisa memastikan sampai kapan larangan suporter menonton laga tandang berlaku.
Menurut dia, larangan suporter tamu diberlakukan sesuai dengan arahan FIFA terkait transformasi sepak bola Indonesia, salah satunya adalah pengelolaan suporter.
BACA JUGA: PSSI Berkolaborasi dengan Federasi dan Klub Jerman, Apa Bentuknya?
Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI) menilai ini adalah cara instan dan upaya menutupi kebobrokan managemen supporter yang buruk yang dilakukan PSSI.
“Larangan ini menurut saya sebagai supporter sepak bola sangatlah ngawur, menurut saya ini memoles kebobrokan fan management PSSI sehingga terlihat cantik di luar, namun bagaimana dengan perbaikan dari dalam?" kata Bendahara Umum PSTI Brian Matthew, Minggu (18/6).
BACA JUGA: Alasan PSSI Melarang Suporter Mendukung Timnya Saat Bermain Tandang pada Liga 1
Brian menambahkan, jika kebijakan supporter untuk mendapatkan penilaian baik dari FIFA hanyalah short term solution, bagaimana dengan masa depan sepak bola Indonesia?
“Supporter butuh kepastian, sampai kapan ini dijalankan dan apa solusi selanjutnya, apakah kita mau hanya mendapatkan penilaian baik lalu selanjutnya terjadi lagi Kanjuruhan episode 2? Saya yakin kalian yang diberikan mandat pasti bisa lebih bijak dalam mencari solusi sebagai perwakilan yang mengurus sepak bola Indonesia kita tercinta ini,” ujar anak muda yang juga menjabat Warek II UTA ’45 Jakarta.
BACA JUGA: Waketum PSSI Menonton Langsung City vs Inter, Rasakan Pengalaman Ini
Brian mendesak PSSI untuk tidak menjauhkan sepak bola yang merupakan olahraga rakyat.
Jika supporter diberikan edukasi maka sepakbola Indonesia akan menjadi daya tarik yang sangat diminati oleh pelaksana dan promotor pagelaran sepakbola secara global.
“Sama seperti bagaimana orang tua mendidik seorang anak, didiklah bukan dibuang, karena supporter juga merupakan elemen penting dari sepak bola itu sendiri. Rangkulah kami, bukan dijauhkan atau bahkan dibuang, karena sepak bola adalah milik semua orang. Salam olahraga,” tutup Brian. (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif