Surabaya Jadi Primadona Ritel Fashion Asing

Minggu, 02 Juni 2019 – 18:38 WIB
Ilustrasi mal. Foto: Suryanto/Radar Surabaya/JPNN

jpnn.com, SURABAYA - Pertumbuhan industri fashion di Jawa Timur (Jatim), khususnya Surabaya, relatif pesat.

Kondisi itu membuat banyak retailer fashion asing berekspansi ke Kota Pahlawan, julukan Surabaya.

BACA JUGA: Underpass REI

Setelah H&M, LC Waikiki, Uniqlo, Pull and Bear, Zara, dan Stradivarius, kini giliran Max Fashions merambah Surabaya.

BACA JUGA: Omzet Peritel Busana Muslim Diprediksi Naik 20 Persen

BACA JUGA: Pantura Jateng-Jatim Lancar, tetapi Jalannya Banyak Tambalan

Hingga akhir tahun, ritel busana asal Dubai itu menargetkan punya sembilan gerai di Indonesia.

Country Manager of Indonesia Rajesh Kulkarni menyebut daya beli masyarakat segmen menengah Surabaya stabil.

BACA JUGA: Alhamdulillah, Bisnis Kuliner Bergairah setiap Ramadan dan Lebaran

Selain itu, orang-orang Surabaya menjadikan barang-barang branded sebagai bagian dari gaya hidup mereka.

Itulah yang membuat para investor tidak ragu menanamkan modal mereka di Surabaya.

’’Orang Surabaya stylish dan fashionable. Karena itu, Max Fashions tidak ragu membuka store di ibu kota Jatim ini,’’ ujar Rajesh setelah meresmikan gerai Max Fashions di Tunjungan Plaza 6, Surabaya, Rabu (28/5).

Gerai tersebut merupakan yang ketiga di Indonesia. Dalam waktu dekat Max Fashions membuka satu gerai lagi di Bandung.

Menurut Rajesh, investasi yang digelontorkan perusahaan untuk membangun satu gerai mencapai USD 1 juta atau setara Rp 14,3 miliar.

’’Kami membidik semua kalangan. Mulai keluarga muda, anak milenial, hingga ibu-ibu,’’ katanya.

Semua busana di gerai fashion tersebut berkualitas. Harganya terjangkau. Sebab, Max Fashions mengusung konsep on budget.

Rajesh mengatakan, tidak semua harga pakaian di gerainya murah.

Namun, dia menjamin semua wajar alias tidak mahal. Sebab, Max Fashions bekerja sama dengan vendor lokal dalam produksi.

’’Yang perlu diingat, sebagian produk Max Fashion ini berasal dari dalam negeri. Karena itu, harganya bisa ditekan,’’ katanya.

Secara terpisah, Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Timur Sutandi Purnomosidi menjelaskan bahwa tren ritel fashion di Surabaya memang positif.

Sepanjang 2018 penjualan ritel fashion asing di Surabaya naik sekitar 8–15 persen dibanding tahun sebelumnya.

’’Tentu, tahun ini angkanya naik lagi,’’ tuturnya.

Sutandi memproyeksikan pertumbuhan ritel fashion pada semester satu tahun ini tumbuh sekitar 15 persen.

Sebab, ada momen Lebaran dan tahun pelajaran baru sekolah. (car/c15/hep)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jalur Surabaya - Solo Dipadati Pemudik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler