SURABAYA - Surabaya tak pernah sepi dengan dunia esek-esek yang melibatkan remaja di bawah umur. Buktinya, belum sampai sebulan Polrestabes Surabaya mengungkap prostitusi yang dijalankan ABG SMP, kini aparat kembali membongkar prostitusi yang dijalankan remaja 16 tahun.
Kasus tersebut kini ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Surabaya. Ada dua orang yang secara intensif diperiksa unit tersebut, yakni SA dan WA. "SA itu perannya sebagai pramuria, sedangkan WA berperan sebagai mucikari," ujar sumber tersebut Rabu (10/7).
SA adalah siswa salah satu SMA swasta di Surabaya. Selama ini, dia mendapat tugas dari WA. Yakni, melayani tamu-tamu dari pelanggan yang memesan melalui dirinya. Begitu mendapat order, WA langsung meminta SA melayani.
Dalam menangani kasus esek-esek ini petugas cenderung lebih berhati-hati. Identitas dan alamat dua pelajar itu ditutup rapat lantaran mempertimbangkan usia dan masa depan mereka yang masih panjang.
Sumber di kepolisian menambahkan, SA mengaku rela menjadi pramuria karena tergiur kemewahan. Selama ini, kebanyakan teman di sekelilingnya menggunakan smartphone. Karena ingin menyamai mereka, SA berupaya mendapatkan uang sebanyak-banyaknya.
Sayang sekali, cara yang digunakan salah. Keinginan SA itu disambut WA dengan menawarinya menjadi budak nafsu lelaki hidung belang. Dia pun melayani setiap tamu yang ditawarkan WA.
Terbongkarnya prostitusi di bawah umur itu berawal dari informasi masyarakat yang merasa resah apalagi menjelang bulan suci Ramadan. Nah, dari informasi tersebut, polisi melakukan penyamaran untuk bisa masuk ke jaringan yang sudah beroperasi selama berbulan-bulan. Hasilnya, untuk sementara polisi telah membekuk SA dan WA.
Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Farman menyatakan, informasi sepenuhnya ada di unit PPA. Pihaknya belum mengetahui update terakhir tentang ada tidaknya kasus tersebut. "Lebih jelasnya langsung ke unit PPA," ucap dia. (riq/diq/mas)
Kasus tersebut kini ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Surabaya. Ada dua orang yang secara intensif diperiksa unit tersebut, yakni SA dan WA. "SA itu perannya sebagai pramuria, sedangkan WA berperan sebagai mucikari," ujar sumber tersebut Rabu (10/7).
SA adalah siswa salah satu SMA swasta di Surabaya. Selama ini, dia mendapat tugas dari WA. Yakni, melayani tamu-tamu dari pelanggan yang memesan melalui dirinya. Begitu mendapat order, WA langsung meminta SA melayani.
Dalam menangani kasus esek-esek ini petugas cenderung lebih berhati-hati. Identitas dan alamat dua pelajar itu ditutup rapat lantaran mempertimbangkan usia dan masa depan mereka yang masih panjang.
Sumber di kepolisian menambahkan, SA mengaku rela menjadi pramuria karena tergiur kemewahan. Selama ini, kebanyakan teman di sekelilingnya menggunakan smartphone. Karena ingin menyamai mereka, SA berupaya mendapatkan uang sebanyak-banyaknya.
Sayang sekali, cara yang digunakan salah. Keinginan SA itu disambut WA dengan menawarinya menjadi budak nafsu lelaki hidung belang. Dia pun melayani setiap tamu yang ditawarkan WA.
Terbongkarnya prostitusi di bawah umur itu berawal dari informasi masyarakat yang merasa resah apalagi menjelang bulan suci Ramadan. Nah, dari informasi tersebut, polisi melakukan penyamaran untuk bisa masuk ke jaringan yang sudah beroperasi selama berbulan-bulan. Hasilnya, untuk sementara polisi telah membekuk SA dan WA.
Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Farman menyatakan, informasi sepenuhnya ada di unit PPA. Pihaknya belum mengetahui update terakhir tentang ada tidaknya kasus tersebut. "Lebih jelasnya langsung ke unit PPA," ucap dia. (riq/diq/mas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kakek Perkosa Anak Kelas 6 SD Hingga Hamil
Redaktur : Tim Redaksi