Suramnya Nasib Petani Karet di Banten

Minggu, 03 April 2016 – 11:56 WIB

jpnn.com - CIJAKU – Para petani karet tradisional di wilayah Lebak Selatan (Baksel) mengeluhkan anjloknya harga getah karet yang kini berada di angka Rp 4.000 per kilogram atau sekitar 60 persen dari sebelumnya. Kondisi ini membuat petani karet banyak yang menelantarkan kebun mereka. Bahkan, sebagian para petani karet menebangi dan mengganti dengan tanaman produktif yang lain untuk menutupi kebutuhan hidup.

Uci Satibi salah seorang petani karet asal Desa Kandang Sapi, Kecamatan Cijaku, sudah hampir satu tahun harga karet anjlok mecapai Rp 4.000 ribu per kilogram. “Ya, sudah satu tahun harga karet anjlok hingga 60 persen. Terus terang para petani dibuat sengsara dengan anjloknya harga ini,” kata Satibi kepada Radar Banten, Sabtu (2/4).

BACA JUGA: Keputusan Presiden Jokowi Menguntungkan NTT

Karenanya, dia mendesak agar pemerintah segera bertindak. Lantaran anjloknya harga, para petani karet sengsara dan putus asa sehingga banyak yang menelantarkan kebun dan menebangi pohon karetnya. “Buat apa tanam karet kalau tidak menghasilkan atau malah merugikan? Lebih baik menanam tanaman yang lain, yang lebih produktif,” ujarnya.

Keluhan anjloknya harga karet juga dirasakan para petani di Kecamatan Malingping. Seperti yang diutarakan petani karet asal Desa Kadu Jajar Utom Bustomi. Ia mengungkapkan, anjloknya harga telah mengurangi harapan hidup petani karet. Utom tak menampik bahwa banyak petani karet yang kini lebih memilih menanam tanaman lain yang lebih produktif ketimbang pohon karet. 

BACA JUGA: Ini Dia Jagoan BMW untuk Saingi Mercedes

“Pohon karet saya sudah saya tebangi karena sudah tidak menguntungkan lantaran harganya anjlok. Percuma kita pertahankan karena biaya operasional tidak sebanding dengan harga jual,” paparnya.

Ia menuding, anjloknya harga diduga adanya permainan spekulan yang mempermainkan harga sehingga membuat harga beli karet di petani ditekan menjadi sangat murah. Ia mendesak, pemerintah segera mengendalikan harga karet agar para petani karet kembali bergairah untuk kembali memproduksi tanaman karet. 

BACA JUGA: Wah..Divestasi Saham Freeport kok Macet ?

“Pemerintah harus turun tangan dalam melakukan stabilitas harga agar kawasan Baksel sebagai pemasok bahan baku karet bisa tetap dipertahankan,” tandasnya. (RB/duy/sr/dwi/dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tarif Angkutan Laut juga Turun Loh, jadi Segini..


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler