Coba tes! Betulkah anda layak dijuluki seorang petuangan sejati? Apakah Anda sudah mendaki tujuh gunung tertinggi? Sudah menjelajah dua samodera paling berombak? Sudah menerobos hutan tropis terlebat atau hamparan gurun pasir paling ganas? Sudah merayap di stalaknit goa-goa terlicin dan paling terjal?
Kalau semua sudah! Coba, cek sekali lagi, apakah Anda pernah menyelam di kerajaan bawah laut? Di kedalaman 15-30 meter selama 45 menit non stop? Apakah Anda pernah merasakan sensasi diving? Apakah pernah menggendong oksigen ke alam dalam? Apakah Anda pernah berkunjung ke negeri para hiu, paus tutul, ikan pari, nemo, dori, ekor kuning, sirip ungu, kuda laut, cumi-cumi, si kaki delapan, kura-kura, dan jutaan spesies biota laut yang unik?
Apakah Anda pernah memetakan terumbu karang, menyusuri goa laut, palung laut, dan mengabadikan warna-warga yang tak ditemukan di permukaan? Apakah Anda pernah melihat bekas-bekas kapal karam yang sudah ditumbuhi terumbu? Apakah Anda pernah menyaksikan romantisme dan percintaan binatang bersama pasangannya? Ikan bercumbu, cumi bercinta, dan salmon memadu kasih sehidup semati? Dan, setelah itu betul-betul mati?
Kalau masih banyak jawaban “belum”, Anda masih jauh dari derajad kesempurnaan seorang explorer sejati! Tapi, anda belum terlambat untuk melengkapi sisi lain, dunia lain, yang nyata. Bukan imaginasi kosong, bukan mimpi di siang bolong, dan bukan cerita fiksi. Bagi diver pemula, yang masih open water dive di kedalaman maksimal 30 meter, yang cahaya matahari masih bisa menembus, Negeri kita kaya dive spot. Ratusan, bahkan ribuan dive site di Indonesia, yang mengundang kagum orang-orang Rusia, yang menyaksikan booth Indonesia di Golden Dolphin Moscow International Festival 14-17 Februari 2013 di Gostiny Dvor, 200 meter dari Red Squere itu. Mereka kagum, dengan kejernihan air laut kita, keanekaragaman hayati dan biota laut, binatang-binatang kecil, dan warna-warni terumbu karang yang menjadi habitat hidupnya. Mereka menyebut laut Indonesia itu surganya para diver dunia. Bukan hanya destinasi utama yang sudah masuk dalam peta dive site dunia, tetapi titik-titik baru yang belum pernah di eksplorasi pecinta laut kita.
Pulau Weeh (Aceh), Derawan (Berau), Wakatobi (Sulteng), Bunaken (Sulut), Lembeh Strait (Bitung), Labuhan Bajo (Komodo), Alor (Kepulauan Alor), Halmahera (Maluku), Raja Ampat (Sorong), Pulau Wayag (Papua Barat) dan masih banyak lagi yang ditampilkan di Moscow, Rusia. Negeri pewaris utama bekas USSR – Union of Soviet Socialis Republic.
Responnya, betul-betul: cethar membahana badai! Khas orang-orang Rusia, tembak langsung! Mereka langsung bikin plan, langsung bertanya akses menuju ke lokasi-lokasi itu, langsung menggali informasi fasilitas menuju ke lokasi, harga tiket pesawat, peak season, bulan-bulan terbaik diving, musim angin dan arus bawah laut, dan pertanyaan detail lain seputar diving. Beberapa media lokal, termasuk Ocean TV juga jatuh cinta. Para penjelajah bawah laut yang datang, langsung tertarik, begitu mendengar, melihat, dan dijelaskan detail potensi khas bahari nusantara.
Misalnya, Bupati Wakatobi Hugua melalui Kadis Pariwisata, Tawakkal menceritakan soal wilayahnya yang 97 persen laut, dan 3 persen daratan, itu ditetapkan oleh UNESCO sebagai cagar biosfer bumi pada Juli 2012 di Paris. Ada 90 dive sites, dengan 750 jenis terumbu karang yang hidup dan berbiak di sana, dari 850 terumbu karang yang ada di dunia. Mereka juga punya 850 spesies ikan dari 950 jenis ikan di seluruh dunia. “Ini bukan saya mengarang! Ini hasil riset Wallacea, Lembaga Penelitian Kelautan yang berpusat di Inggris,” jelas Tawakkal.
Yang mendengarpun, matanya melotot dan mulutnya menyerupai huruf “Ooo..” Hugua tidak habis bahan, untuk membuat deretan “O” itu semakin panjang. “Kami berada di pusat segi tiga emas koral di planet bumi ini. Sekitar 76 persen spesies koral, 37 persen jenis ikan, dan 33 persen dari koral dunia ada di sini. Kami punya hutan mangrove terbesar, terluas di dunia. Habitat berkembangnya ikan dan segala macam spesies laut lainnya,” kata Hugua, Bupati yang sudah memasuki tahun ke-2 dari kepemimpinannya di periode ke-2 ini.
Bupati berpenampilan sederhana itu memang getol mempromosikan Wakatobi ke mancanegara. Wakatobi adalah singkatan dari gugusan pulau yang bernama Wangi Wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko. Dia punya atol terpanjang kedua di dunia, 48 kilometer, setelah The Great Barrier Reaf di Timur Australia sana. Ini sudah kali kedua berpromosi di Moscow dalam forum yang sama, tahun lalu. Efektif, sejak promosi di Rusia, banyak diver yang datang dari Negeri Beruang Merah ini, dengan length of stay rata-rata dua minggu, dan spending of money yang amat boros. Mereka membelanjakan uangnya jauh lebih banyak, lagi-lagi khas Rusia!
Sulawesi Utara juga tidak kalah gencar. Kepala Dinas Pariwisata Sulut Suprianda Ruru menyebut, Sulawesi Utara adalah gate menuju semua dive sites di Indonesia. Penerbangan internasional, dari Singapore, Kualalumpur dan Guangzhou sudah bisa langsung Manado. “Tak lama lagi, Jepang dan Korea juga langsung. Orang Rusia Timur, Vladivostoc, hanya satu setengah jam ke Jepang, dan langsung bisa ke Manado,” ungkapnya.
Tidak salah, Kementerian Parekraf RI gencar membombardir Rusia dengan “meteorit” promo pariwisata. Rusia adalah pasar potensial. Duta Besar Indonesia untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus, Djauhari Oratmangun menyebut Rusia yang sempat 32 tahun “tertutup” di era orde baru ini menyimpan kekuatan ekonomi yang besar. “Tema turisme yang paling diminati adalah yang berhubungan dengan send, sea, and sun. Pasir, laut dan matahari. Itu semua ada di Indonesia!” kata Djauhari didampingi Dody Prianto, Kasi Promosi Eropa Timur dan Tengah Kementerian Parekraf RI itu. Dody menyebut, turis Rusia tahun 2012, naik 5 persen dari tahun sebelumnya, dan lebih banyak mereka datang dengan charter flight.
Sebagai anak pulau, yang lahir di Deo, Sangihe Talaud, Sulut pada 22 Juli 1957, Djauhari tidak asing dengan dunia marine. Dunia bawah laut, yang menjadi kelebihan dan kekayaan Indonesia Timur. Karena itu, hampir setiap hari Dubes yang mantan Dirjen ASEAN/Kepala Sekretariat Nasional Indonesia-ASEAN (2009-2011) ini nongkrong di booth Wonderful Indonesia di Arcade Gostiny Dvor, Ilyinka Str No 4 itu. Bahkan dia turut melayani pengunjung dengan membuat kopi Indonesia buat pengunjung.
Ada pepatah, surga memang berada di bawah telapak kaki ibu. Tapi, ternyata ada surga lain yang berada di bawah permukaan air laut. Lets dive! (don/bersambung).
Kalau semua sudah! Coba, cek sekali lagi, apakah Anda pernah menyelam di kerajaan bawah laut? Di kedalaman 15-30 meter selama 45 menit non stop? Apakah Anda pernah merasakan sensasi diving? Apakah pernah menggendong oksigen ke alam dalam? Apakah Anda pernah berkunjung ke negeri para hiu, paus tutul, ikan pari, nemo, dori, ekor kuning, sirip ungu, kuda laut, cumi-cumi, si kaki delapan, kura-kura, dan jutaan spesies biota laut yang unik?
Apakah Anda pernah memetakan terumbu karang, menyusuri goa laut, palung laut, dan mengabadikan warna-warga yang tak ditemukan di permukaan? Apakah Anda pernah melihat bekas-bekas kapal karam yang sudah ditumbuhi terumbu? Apakah Anda pernah menyaksikan romantisme dan percintaan binatang bersama pasangannya? Ikan bercumbu, cumi bercinta, dan salmon memadu kasih sehidup semati? Dan, setelah itu betul-betul mati?
Kalau masih banyak jawaban “belum”, Anda masih jauh dari derajad kesempurnaan seorang explorer sejati! Tapi, anda belum terlambat untuk melengkapi sisi lain, dunia lain, yang nyata. Bukan imaginasi kosong, bukan mimpi di siang bolong, dan bukan cerita fiksi. Bagi diver pemula, yang masih open water dive di kedalaman maksimal 30 meter, yang cahaya matahari masih bisa menembus, Negeri kita kaya dive spot. Ratusan, bahkan ribuan dive site di Indonesia, yang mengundang kagum orang-orang Rusia, yang menyaksikan booth Indonesia di Golden Dolphin Moscow International Festival 14-17 Februari 2013 di Gostiny Dvor, 200 meter dari Red Squere itu. Mereka kagum, dengan kejernihan air laut kita, keanekaragaman hayati dan biota laut, binatang-binatang kecil, dan warna-warni terumbu karang yang menjadi habitat hidupnya. Mereka menyebut laut Indonesia itu surganya para diver dunia. Bukan hanya destinasi utama yang sudah masuk dalam peta dive site dunia, tetapi titik-titik baru yang belum pernah di eksplorasi pecinta laut kita.
Pulau Weeh (Aceh), Derawan (Berau), Wakatobi (Sulteng), Bunaken (Sulut), Lembeh Strait (Bitung), Labuhan Bajo (Komodo), Alor (Kepulauan Alor), Halmahera (Maluku), Raja Ampat (Sorong), Pulau Wayag (Papua Barat) dan masih banyak lagi yang ditampilkan di Moscow, Rusia. Negeri pewaris utama bekas USSR – Union of Soviet Socialis Republic.
Responnya, betul-betul: cethar membahana badai! Khas orang-orang Rusia, tembak langsung! Mereka langsung bikin plan, langsung bertanya akses menuju ke lokasi-lokasi itu, langsung menggali informasi fasilitas menuju ke lokasi, harga tiket pesawat, peak season, bulan-bulan terbaik diving, musim angin dan arus bawah laut, dan pertanyaan detail lain seputar diving. Beberapa media lokal, termasuk Ocean TV juga jatuh cinta. Para penjelajah bawah laut yang datang, langsung tertarik, begitu mendengar, melihat, dan dijelaskan detail potensi khas bahari nusantara.
Misalnya, Bupati Wakatobi Hugua melalui Kadis Pariwisata, Tawakkal menceritakan soal wilayahnya yang 97 persen laut, dan 3 persen daratan, itu ditetapkan oleh UNESCO sebagai cagar biosfer bumi pada Juli 2012 di Paris. Ada 90 dive sites, dengan 750 jenis terumbu karang yang hidup dan berbiak di sana, dari 850 terumbu karang yang ada di dunia. Mereka juga punya 850 spesies ikan dari 950 jenis ikan di seluruh dunia. “Ini bukan saya mengarang! Ini hasil riset Wallacea, Lembaga Penelitian Kelautan yang berpusat di Inggris,” jelas Tawakkal.
Yang mendengarpun, matanya melotot dan mulutnya menyerupai huruf “Ooo..” Hugua tidak habis bahan, untuk membuat deretan “O” itu semakin panjang. “Kami berada di pusat segi tiga emas koral di planet bumi ini. Sekitar 76 persen spesies koral, 37 persen jenis ikan, dan 33 persen dari koral dunia ada di sini. Kami punya hutan mangrove terbesar, terluas di dunia. Habitat berkembangnya ikan dan segala macam spesies laut lainnya,” kata Hugua, Bupati yang sudah memasuki tahun ke-2 dari kepemimpinannya di periode ke-2 ini.
Bupati berpenampilan sederhana itu memang getol mempromosikan Wakatobi ke mancanegara. Wakatobi adalah singkatan dari gugusan pulau yang bernama Wangi Wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko. Dia punya atol terpanjang kedua di dunia, 48 kilometer, setelah The Great Barrier Reaf di Timur Australia sana. Ini sudah kali kedua berpromosi di Moscow dalam forum yang sama, tahun lalu. Efektif, sejak promosi di Rusia, banyak diver yang datang dari Negeri Beruang Merah ini, dengan length of stay rata-rata dua minggu, dan spending of money yang amat boros. Mereka membelanjakan uangnya jauh lebih banyak, lagi-lagi khas Rusia!
Sulawesi Utara juga tidak kalah gencar. Kepala Dinas Pariwisata Sulut Suprianda Ruru menyebut, Sulawesi Utara adalah gate menuju semua dive sites di Indonesia. Penerbangan internasional, dari Singapore, Kualalumpur dan Guangzhou sudah bisa langsung Manado. “Tak lama lagi, Jepang dan Korea juga langsung. Orang Rusia Timur, Vladivostoc, hanya satu setengah jam ke Jepang, dan langsung bisa ke Manado,” ungkapnya.
Tidak salah, Kementerian Parekraf RI gencar membombardir Rusia dengan “meteorit” promo pariwisata. Rusia adalah pasar potensial. Duta Besar Indonesia untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus, Djauhari Oratmangun menyebut Rusia yang sempat 32 tahun “tertutup” di era orde baru ini menyimpan kekuatan ekonomi yang besar. “Tema turisme yang paling diminati adalah yang berhubungan dengan send, sea, and sun. Pasir, laut dan matahari. Itu semua ada di Indonesia!” kata Djauhari didampingi Dody Prianto, Kasi Promosi Eropa Timur dan Tengah Kementerian Parekraf RI itu. Dody menyebut, turis Rusia tahun 2012, naik 5 persen dari tahun sebelumnya, dan lebih banyak mereka datang dengan charter flight.
Sebagai anak pulau, yang lahir di Deo, Sangihe Talaud, Sulut pada 22 Juli 1957, Djauhari tidak asing dengan dunia marine. Dunia bawah laut, yang menjadi kelebihan dan kekayaan Indonesia Timur. Karena itu, hampir setiap hari Dubes yang mantan Dirjen ASEAN/Kepala Sekretariat Nasional Indonesia-ASEAN (2009-2011) ini nongkrong di booth Wonderful Indonesia di Arcade Gostiny Dvor, Ilyinka Str No 4 itu. Bahkan dia turut melayani pengunjung dengan membuat kopi Indonesia buat pengunjung.
Ada pepatah, surga memang berada di bawah telapak kaki ibu. Tapi, ternyata ada surga lain yang berada di bawah permukaan air laut. Lets dive! (don/bersambung).
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mending, Cuma Lempar Kursi
Redaktur : Tim Redaksi