jpnn.com - DITUNJUKNYA Manaus sebagai salah satu kota tuan rumah Piala Dunia 2014 menuai kritik. Terutama dari Inggris, Swiss, dan Amerika Serikat (AS) yang akan berlaga di sana. Mereka menilai Manaus memiliki jarak dan perbedaan iklim yang ekstrem dibanding Brasil bagian selatan.
Tapi, para suporter dijamin bakal lebih betah tinggal di kota tepi Sungai Amazon tersebut.
BACA JUGA: Lawan Lyon, PSG Buru Piala Liga
Manaus adalah destinasi wisata bagi turis yang gemar bertualang. Kota ini seperti menjadi hub semua lokasi petualangan di belantara hutan Amazon. Dari Manaus mereka bisa naik kapal menuju hulu Amazon seperti Sao Gabriel da Cachoeira (hutan yang masih didiami suku pedalaman), mengikuti aliran air Sungai Amazon menuju Samudra Atlantik, bergabung dalam jungle trip, hingga berenang bersama lumba-lumba pink!
Dari Manaus juga mereka bisa mampir ke negara-negara tetangga hanya dengan mengikuti transportasi air. Sebab, Manaus berbatasan langsung dengan Peru, Guyana, Kolombia, dan Venezuela. Negara-negara itu punya sungai-sungai yang menjadi penyuplai Sungai Amazon.
BACA JUGA: Tevez Sebut Conte Pelatih Hebat
Karena itu, sangat mungkin para suporter yang datang ke Manaus tidak bakal langsung pulang. Sebab, kota di Brasil mana yang menyediakan atraksi "post-match" seperti itu? Mereka bisa menghabiskan beberapa hari terlebih dahulu untuk pengalaman traveling yang luar biasa. Apalagi, Manaus juga menyediakan kebutuhan-kebutuhan para pendatang seperti tempat penginapan, supermarket, pusat belanja, dan tempat nongkrong.
Justru, para fans sepak bola harus bersyukur dengan Manaus. Sebab, ketika kota-kota lain santer dengan isu kenaikan harga akomodasi yang gila-gilaan, Manaus adem ayem. Penginapan di sini juga masih terbilang standar. Banyak hotel yang bertarif di bawah BRL 200 (sekitar Rp 1 juta). Kalau mau yang level minim bujet, pengunjung bisa menginap di hostel dengan tarif BRL 30 atau sekitar Rp 150 ribu.
BACA JUGA: Cavani Nilai Timnas Inggris Seperti Mesin
Mau lebih murah lagi? Menginap di hostel, tapi tidur di atas hammock alias jaring yang biasa dipakai tidur di pohon. Ongkosnya hanya BRL 10 (sekitar Rp 50 ribu). “Manaus adalah kota unik yang sayang untuk dilewatkan. Kota ini menawarkan hal-hal yang tak bisa diberikan kota besar Brasil lainnya,” kata Camile Queiroz, warga Manaus.
Manaus juga menyediakan makanan-makanan modern selain menu tradisional. Sejumlah waralaba internasional seperti McDonald's bisa dipilih jika tidak biasa dengan makanan setempat. Lagi pula, kuliner di Manaus hampir sama dengan umumnya wilayah Brasil lainnya seperti feijao (sup kacang kedelai).
Di Piala Dunia nanti Manaus menjadi tuan rumah empat laga: Inggris kontra Italia, Kamerun v Kroasia, AS v Portugal, dan Honduras v Swiss. Lima di antara delapan negara itu berasal dari Eropa. Suporter dari Benua Biru berpotensi menjadi turis mumpung sedang bertamasya ke Amerika Latin. Nonton bola sekaligus melihat buaya di pedalaman hutan Amazon. (*/c9/ca)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Djokovic Tantang Federer di Semifinal Monte Carlo Masters
Redaktur : Tim Redaksi