jpnn.com, JAKARTA - Hasil sigi terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan posisi Ridwal Kamil yang sekarang menjabat Gubernur Jawa Barat sebagai tokoh yang disukai publik yang disukai publik masih tinggi.
Menanggapi hasil sigi bertajuk 'Prospek Presiden 2024' Updated Survei Nasional: 13-20 Maret 2022' tersebut, Ridwan Kamil lebih memilih untuk dijadikan bahan evaluasi kinerjanya sebagai gubernur.
BACA JUGA: Mau Ikut Aksi di Depan Gedung DPR, Puluhan Pemuda Diamankan, Kesalahannya Gegara Ini
"Saya sih hari-hari ini kalau urusan survei memantau saja hasilnya dan mengevaluasi diri. Kalau ternyata disukai berarti disukai karena pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan," kata Ridwan Kamil melalui keterangan diterima Minggu (10/4).
Menurut Kang Emil yang akrab disapa, hasil survei ini membuktikan bahwa elektoral itu berbanding lurus dengan kinerja. Jadi, bekerja dengan pencitraan dan kesungguhan itu berbeda.
BACA JUGA: Soal Pemilu 2024, Mbah Mijan: Masih Berpotensi Tertunda
"(Hasil survei dia paling disukai) ini mungkin kesungguhan kami bekerja ada hasilnya dan terapresiasi," ungkapnya.
Ketika ditanya hasil survei tersebut semakin menguatkan ke Pemilu 2024, Kang Emil enggan membahas lebih lanjut.
BACA JUGA: Bicara di Depan Mahasiswa, Dasco Menjamin Tahapan Pemilu 2024 Terus Berjalan
Dia menegaskan langkahnya untuk berlabuh di partai pada pertengahan 2022 ini, meski begitu urusan diusung atau tidak pihaknya mengaku hal itu urusan takdir.
"Itu mah kalau takdir itu enggak bisa dibilang dari sekarang. Kalau ada (kesempatan maju) Bismillah, kalau enggak ada ya enggak ada masalah," katanya.
Sebelumnya, peneliti SMRC Sirodjudin Abbas mengatakan faktor yang elementer seseorang dalam memilih calon presiden adalah psikologi memilih tahu dan suka dengan yang diketahuinya tersebut.
“Tahu saja tidak cukup. Tahu kalau tidak suka tidak akan berujung ke memilih. Karena itu “suka” adalah indikasi lebih mendalam untuk menjelaskan mengapa orang memilih seorang calon,” kata Sirodjudin.
SMRC menuturkan Ridwan Kamil dinilai responden sebagai tokoh paling disukai di antara nama-nama yang beredar dan disebut sebut sebagai bakal calon presiden. Meski di atasnya masih ada Prabowo, Ganjar, dan Anies Baswedan.
“Sejumlah nama sementara masih rendah di bawah 80 persen, tapi kesukaannya relatif tinggi di atas 80 persen," terangnya.
Hasil tersebut menunjukkan Ganjar tahu 69 peserta atau suka 81 persen, Khoffifah tahu 49 persen atau suka 80 persen, dan Ridwan Kamil tahu 65 persen atau suka 84 persen.
Menurut Sirodjudin, popularitas dan elektabilitas Ridwan Kamil tetap stabil meski konstelasi survei masih mendudukan Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan dalam tiga besar calon presiden.
“Kuantitas dan kualitas popularitas masing-masing, berimplikasi terhadap elektabilitas mereka,” tuturnya.
Dalam format pertanyaan semiterbuka di mana responden diberikan daftar 43 nama untuk dipilih dan boleh memilih nama lain di luar daftar Ganjar mendapat dukungan 18,1 persen, seimbang dengan Prabowo 17,6 persen, berikutnya Anies Baswedan 14,4 persen, Ridwan Kamil 3,9 persen, AHY 3,5 persen, Megawati 3,1 persen, Ahok 3 persen, dan nama-nama lain di bawah 3 persen, dan yang belum tahu 13,7 persen.
“Kalau kita lihat tren setahun memang (Ridwan Kamil) stabil masuk lima besar. Itu kalau dllihat dari pertengahan tahun lalu konsisten di kisaran lima besar. Prabowo, Ganjar, Anies, RK,” katanya.
Menurutnya, moncernya tingkat kedisukaan publik pada Ridwan Kamil terbilang penting dipantau mengingat angkanya terbilang tinggi, karena bisa mengungguli Ganjar Pranowo sebesar 84 persen.
Sirodjudin menilai popularitas Ridwan Kamil yang cukup tinggi di angka 65 persen menjadi modal kuat mengingat posisinya yang tidak ada di panggung nasional.
Jika tingkat popularitas dan kedisukaan tinggi, menurutnya maka bisa menentukan potensi dan tingkat elektabilitas Ridwan Kamil ke depan.
“Karena orang logikanya begini, orang kenal dulu. Setelah itu suka tau tidak, kalau suka paling mungkin untuk memilih ketika suka karena tidak mungkin orang harus suka dulu baru dipilih,” paparnya.
Populasi survei SMRC ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Dari populasi itu dipilih secara random (multistage random sampling) 1220 responden.
Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 1027 atau 84 persen. Sebanyak 1027 responden ini yang dianalisis.
Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar sekitar 3,12 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen(asumsi simple random sampling).
Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check).
Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.
Waktu wawancara lapangan 13 - 20 Maret 2022. (mrk/jpnn) ?
BACA ARTIKEL LAINNYA... Begini Situasi di Depan Gedung DPR Jelang Demonstrasi Mahasiswa
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi