jpnn.com, JAKARTA - Charta Politika Indonesia menyebut Partai Golkar mengalami tren kenaikan elektabilitas, meskipun masih berada di posisi ketiga parpol pemilik tingkat keterpilihan tertinggi.
Golkar dalam survei Charta Politika Indonesia berjudul Membaca Situasi Politik dan Konstelasi Elektoral Pascarakernas Projo, mengantongi elektabilitas 11,3 persen.
BACA JUGA: Begini Respons Ketua Bappilu Golkar soal Koalisi Semut Merah
“Partai Golkar berada di peringkat ketiga dengan (elektabilitas) 11,3 persen,” kata Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya saat memaparkan temuan pihaknya, Senin (13/6).
Angka milik Golkar itu diketahui meningkat dari temuan Charta Politika Indonesia sebelumnya pada April 2022 yang tercatat 9,2 persen.
BACA JUGA: Survei Charta Politika: Pemilih PDIP Lebih Mendukung Ganjar Ketimbang Puan
Sementara itu, partai pemilik elektabilitas tertinggi dalam survei berjudul Membaca Situasi Politik dan Konstelasi Elektoral Pascarakernas Projo, masih ditempati PDI Perjuangan dengan 24,7 persen.
Namun, angka elektabilitas PDIP lebih rendah dibanding temuan Charta pada April yang tercatat 24,7 persen.
BACA JUGA: Airlangga Hartarto Ajak Kader Golkar Mendoakan Eril
Kemudian, Partai Gerindra mendapatkan elektabilitas sebesar 13,8 persen survei berjudul Membaca Situasi Politik dan Konstelasi Elektoral Pascarakernas Projo.
Angka itu meningkat dibandingkan temuan Charta Politika Indonesia pada April kemarin dengan 11,9 persen.
Posisi keempat partai pemilik elektabilitas tertinggi dalam survei berjudul Membaca Situasi Politik dan Konstelasi Elektoral Pascarakernas Projo ditempati PKB dengan 8,3 persen.
Berturut-turut setelah itu ada Partai Demokrat (7,2 persen), PKS (7,0 persen), Partai NasDem (5,3 persen), PPP (2,7 persen), dan PAN (2,0 persen).
Survei Charta Politika Indonesia digelar pada 25 Mei dan 2 Juni 2022, dengan metode wawancara tatap muka.
Pengambilan sampel menggunakan multistage random dengan jumlah 1.200 responden. Adapun margin of error 2,83 persen. (ast/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Aristo Setiawan