Survei Indikator: Publik Nilai Golkar dan PAN Dukung Prabowo Bukan Arahan Jokowi

Sabtu, 30 September 2023 – 19:56 WIB
Ketum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) membuat bakal Capres 2024 Prabowo Subianto tertawa saat pertemuan pimpinan parpol Koalisi Indonesia Maju (KIM) di DPP Golkar, Kamis (14/9/2023). Foto: dokumen DPP PAN

jpnn.com, JAKARTA - Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Rizka Halida mengatakan masuknya Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) dalam barisan pendukung Prabowo Subianto tidak ditangkap publik sebagai bentuk intervensi dari Presiden Joko Widodo.

Menurut Rizka, mayoritas publik justru tidak meyakini adanya arahan Jokowi terkait sikap politik Golkar dan PAN yang memutuskan bergabung mendukung Prabowo di Pilpres 2024.

BACA JUGA: Idaman Kalangan Muda, Prabowo Sosok Capres Potensial untuk Indonesia

“Ketika kami tanyakan kepada masyarakat apakah bergabungnya Golkar dan PAN ke Prabowo merupakan arahan Jokowi, sebanyak 41,4 persen menyatakan tidak percaya,” kata Rizka saat memaparkan hasil survei bertajuk ‘Swing Voters, Efek Sosialisasi dan Tren Elektoral Jelang Pilpres 2024’ secara virtual, Sabtu (30/9).

Adapun survei dilakukan Indikator Politik Indonesia dalam rentang 25 Agustus – 3 September 2023, menempatkan 1.200 responden dengan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.

BACA JUGA: Prabowo Menyapa Anak Muda Jawa Timur di Millenial Fest 08, Suasana Pun Pecah

Rizka mengungkapkan hanya 23,7 persen yang menaruh kepercayaan adanya arahan Jokowi dalam masuknya Golkar dan PAN ke barisan pendukung Prabowo.

“Kebanyakan kurang atau tidak percaya (41,4 persen) bahwa bergabungnya Golkar dan PAN sebagai pendukung Prabowo Subianto merupakan arahan dari Presiden Joko Widodo,” ungkap Rizka.

BACA JUGA: Gibran bin Jokowi Representasi Kaum Pemuda, Sosok Ideal Cawapres Pendamping Prabowo

Di sisi lain, Indikator juga memotret persepsi publik yang menginginkan Jokowi tetap netral dalam kontestasi pesta demokrasi.

Rizka mengatakan ada sebanyak 65,3 persen yang menyatakan Jokowi harus tetap netral.

Sebaliknya, ada 27,8 persen yang menilai Jokowi boleh mendukung atau berpihak kepada salah satu kandidat demi melanjutkan program kerjanya.

“Mayoritas 65,3 persen lebih sesuai dengan pendapat bahwa Jokowi harus netral atau tidak berpihak pada salah satu capres tertentu,” kata Riska lagi. (mar1/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler