"Urutan pertama kandidat yang pantas menjadi calon presiden adalah Prabowo Subianto dengan raihan 64,3 persen," kata peneliti JSI, Widdi Aswindi dalam paparan hasil survei JSI, Minggu (12/8), di Jakarta. Hadir pula, Sekjen DPP Golkar Idrus Marham, Sekjen PDIP, Tjahjo Kumolo, Ketua Fraksi PAN di DPR, Tjatur Sapto Edy.
Survei JSI ini dilakukan pada 17-21 Juli 2012 dengan teknik multistage random sampling. Jumlah responden adalah 1200 orang dengan margin error kurang lebih 2,9 persen.
Widdi menejelaskan responden yang menjawab Prabowo tidak pantas menjadi capres sebanyak 10,7 persen dan tidak tahu sebanyak 25,0 persen. Pada posisi kedua, ada Hatta Rajasa yang pantas nyapres dengan raihan 50,3 persen. Yang menilai tidak pantas 22,2 persen dan tidak tahu 27,6 persen. Berikutnya Aburizal Bakire yang pantas nyapres dengan 50,1 persen. Yang menilai tidak pantas 28,8 persen dan 21,1 persen tidak tahu.
Pada posisi empat ada Megawati Soekarnoputri dengan 48, 7 persen menilai pantas dan tidak pantas sebanyak 29,8 persen. Yang menjawab tidak tahu 21,5 persen. Pada posisi kelima ada nama Dahlan Iskan, dengan raihan 36,0 persen yang menilai pantas. Yang menilai tidak pantas sebanyak 19,9 persen dan tidak tahu 44,1 persen. Posisi keenam ada Mahfud MD yang menilai pantas 31,7 persen. Yang menilai tidak pantas 22,4 persen dan 45,9 persen menjawab tidak tahu.
JSI juga merilis, jika pemilihan presiden dilakukan hari ini, dari 21 nama yang akan dipilih pada urutan pertama adalah Megawati Soekarnoputri dengan 15,9 persen. Disusul Prabowo 12,6 persen, Aburizal Bakrie 9,5 persen, Jusuf Kalla 7,2 persen, Hatta Rajasa 5,9 persen, Sri Sultan Hamengkubuwono X 4,6 persen, Dahlan Iskan 3,3 persen.
Berikutnya Boediono 2,9 persen, Wiranto 2,5 persen, Surya Paloh 2,4 persen, Ani Yudhoyono 1,4 persen, Mahfud MD 1,3 persen, Anas Urbaningrum 0,8 persen. Kemudian Muhaimin Iskandar 0,3 persen, Pramono Anung 0,2 persen, Suryadharma Ali 0,2 persen, Djoko Suyanto 0,1 persen, Marzuki Alie 0,1 persen, Puan Maharani 0,1 persen dan Pramono Edhie Wibowo 0,0 persen.
Terkait capres alternatif Widdi mengatakan, memang ada beberapa kalangan menginisasi kehadiran capres alternatif tersebut. Tapi, lanjut dia, hanya sebatas dikumandangkan pengamat politk saja sehingga tidak efektif karena tanpa ada upaya nyata. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Makin Optimis Hadapi Koalisi Pragmatis
Redaktur : Tim Redaksi