jpnn.com, JAKARTA - Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis temuan riset terbarunya terkait tingkat kesukaan atau likeability pada tiga tokoh politik terkenal di kalangan pemilih kritis.
Direktur Riset SMRC Deni Irvani mengatakan dari temuan riset yang dilakukannya tersebut, hasilnya bakal capres PDIP Ganjar Pranowo menjadi tokoh yang paling banyak disukai. Setelah itu ada nama Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
BACA JUGA: Ganjar Ikut Terbangkan Lampion di Borobudur dan Rasakan Kebahagiaan Umat Buddha
“Di kalangan pemilih kritis, tingkat likeability Ganjar Pranowo 82 persen, Prabowo Subianto 80 persen, dan Anies Baswedan 68 persen,” ujar Deni dalam rilis survei yang disiarkan di kanal YouTube SMRC TV, Senin (5/6).
Selain itu, survei ini juga mengungkapkan bahwa sebagian besar pemilih kritis telah mengetahui ketiga tokoh tersebut.
BACA JUGA: Simulasi 3 Nama SMRC: Ganjar Unggul dengan Elektabilitas 37,9 %
"Hasilnya ada 97 persen pemilih kritis sudah mengenal Prabowo, 91 persen mengenal Anies, dan 89 persen mengenal Ganjar," katanya.
Dalam hal popularitas berdasarkan kuantitas, Prabowo Subianto menempati peringkat tertinggi, diikuti oleh Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Namun, dari segi kualitas, Ganjar Pranowo mendapatkan respons yang lebih positif.
BACA JUGA: Ganjar Ada di Posisi Teratas dalam Jajak Pendapat Forum Alumni Muda
Dalam periode enam bulan terakhir, terjadi penurunan signifikan dalam tingkat likeability Anies Baswedan. Pada survei Desember 2022, tingkat likeability Anies mencapai 73 persen, namun pada survei Mei 2023, angka tersebut turun menjadi 68 persen.
Sementara itu, tingkat kesukaan Ganjar dan Prabowo stabil dalam periode yang sama. Sebab kedua tokoh tersebut juga mendapatkan respons yang lebih positif dibandingkan dengan Anies Baswedan.
Survei ini dilakukan melalui telepon pada tanggal 30-31 Mei 2023. Survei ini melibatkan 909 responden yang dipilih secara acak melalui metode random digit dialing (RDD). Margin of error survei diperkirakan sekitar ±3,3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Deni menjelaskan bahwa pemilih kritis adalah pemilih yang memiliki akses yang lebih baik terhadap sumber-sumber informasi sosial-politik karena mereka memiliki telepon atau ponsel, yang memungkinkan mereka untuk mengakses internet dan mendapatkan berita-berita terkini dalam ranah sosial-politik.
Pemilih kritis umumnya berasal dari kalangan menengah bawah hingga kelas atas, memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan cenderung tinggal di perkotaan. Mereka juga memiliki potensi untuk mempengaruhi opini kelompok pemilih di bawahnya.
Diperkirakan bahwa jumlah pemilih kritis di seluruh Indonesia mencapai 80 persen.(mcr10/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul