jpnn.com, JAKARTA - Survei yang dilakukan oleh Center for Political Communication Studies (CPCS) memperlihatkan bahwa PDIP berpeluang besar keluar sebagai pemenang Pemilu Legislatif 2024 mendatang. Sedangkan untuk calon presiden, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto masih tak tergoyahkan sebagai dua kandidat terkuat.
Menurut survei tersebut, PDIP masih partai dengan elektabilitas tertinggi dengan 31,7 persen. “Tidak bisa dipungkiri, kemenangan Jokowi dalam dua periode berkontribusi pada tingginya elektabilitas PDIP,” ungkap Direktur Eksekutif CPCS Tri Okta S.K. dalam press release di Jakarta pada Rabu (11/3).
BACA JUGA: Survei: PDIP Unggul, Prabowo-Anies Kalahkan Prabowo-Puan
"Sebagai partai penguasa, PDIP menguasai sumber daya dan terkait erat dengan kebijakan-kebijakan pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin saat ini," lanjut Okta.
Jika dibuat clustering, PDIP menempati posisi papan atas bersama Gerindra (14,5 persen) dan Golkar (8,9 persen). Menurut Okta, ketiga partai politik ini mendominasi percaturan politik dan menjadi penentu kebijakan di legislatif maupun eksekutif, dengan PDIP sebagai inti dari segitiga kekuatan dominan tersebut.
BACA JUGA: Hasil Survei Y-Publica: Prabowo-Puan Hanya Raih 11,8% Suara
Pada posisi papan tengah, PKS unggul dengan elektabilitas 6,7 persen, disusul PKB 5,9 persen, Demokrat 4,6 persen, dan PPP 3,1 persen. “Bisa dikatakan bahwa PKS menjadi partai Islam paling unggul, jika dilihat meningkatnya partisipasi dari Pileg 2014 ke 2019 tampaknya PKS berhasil merebut suara golput dari pemilih Islam,” jelas Okta.
Sisanya posisi papan bawah didominasi partai-partai dari kalangan nasionalis. Nasdem memimpin dengan elektabilitas 2,9 persen, tetapi turun jauh dari perolehan suara pada Pileg 2019. “PSI mampu merebut segmen pemilih nasionalis yang selama ini golput, dengan kenaikan elektabilitas menjadi 2,8 persen,” papar Okta.
BACA JUGA: Survei indEX: PDIP Juara Pemilu 2024, Prabowo dan Anies Capres Terkuat
Berikutnya ada PAN dengan elektabilitas tersisa 1,6 persen, Hanura 0,9 persen, Perindo 0,7 persen, Berkarya 0,6 persen, Garuda 0,4 persen, PBB 0,3 persen, dan terakhir PKPI 0,1 persen. “Selain PAN, partai-partai tersebut pada Pileg 2019 lalu gagal mengirim wakil ke Senayan, dan diperkirakan akan kembali menjadi partai gurem,” terang Okta.
Sementara itu Menteri Pertahanan Prabowo yang sudah tiga kali berlaga dalam Pilpres masih berpeluang maju kembali pada 2024, dengan mengantongi elektabilitas tertinggi sebesar 22,7 persen. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membayangi (13,8 persen), disusul mantan wakilnya di DKI sekaligus cawapres Prabowo, Sandiaga Uno (12,1 persen).
Berturut-turut di bawahnya adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (8,5 persen), Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (5,8 persen), Menteri BUMN Erick Thohir (4,1 persen), Ketua DPR Puan Maharani (3,6 persen), Walikota Surabaya Tri Rismaharini (2,9 persen), dan Menko Polhukam Mahfud (1,6 persen).
Lalu ada mantan calon gubernur DKI dan komandan Kogasma Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (1,4 persen), Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (1,2 persen), dan Gubernur Jawa Timur Khofidah Indar Parawansa (1,1 persen). Selebihnya nama-nama yang ada meraih elektabilitas di bawah 1 persen.
Dalam focus group discussion yang digelar sebelumnya untuk menjaring aspirasi pemilih milenial, dipasangkan sejumlah nama yang berpeluang untuk dimajukan dalam Pilpres 2024. Dari hasil survei kepada masyarakat, pasangan Prabowo-Puan unggul dengan elektabilitas 32,1 persen, tetapi ditempel ketat oleh Anies-Sandi (29,8 persen) atau hanya terpaut sekira 2 persen.
“Paket Prabowo-Puan diperkirakan menjadi kandidat kuat yang bakal diusung koalisi PDIP-Gerindra,” kata Okta. Meskipun demikian, langkah tersebut juga mendapat tantangan dengan menguatnya elektabilitas baik Anies maupun Sandi. Jika dipasangkan, kekuatan Anies-Sandi mampu mengganjal elektabilitas Prabowo-Puan.
Sedangkan pasangan lainnya cukup jauh di bawah, tertinggi adalah Erick Thohir-AHY (10,3 persen), Ganjar Pranowo-Ridwan Kamil (7,3 persen), dan terakhir Airlangga Hartarto-Khofifah (3,7 persen). “Selain Prabowo, di antara menteri Jokowi yang paling bersinar adalah Erick Thohir, terlihat dari tingginya elektabilitas capres maupun ketika dipasangkan,” pungkas Okta.
Survei CPCS dilakukan pada 20-29 Februari 2020, dengan jumlah responden 1200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Metode survei dilakukan secara acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin of error ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen. (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil