jpnn.com, JAKARTA - Hasil survei Indometer menunjukkan elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto masih kokoh berada di puncak di antara tokoh yang berpeluang menjadi calon presiden pada 2024.
Begitu pula, elektabilitas PDI Perjuangan yang tetap tertinggi di tengah kecenderungan menurunnya elektabilitas semua partai politik. Hanya, PSI yang mengalami tren kenaikan selama pandemik COVID-19.
BACA JUGA: Survei Cyrus: Mayoritas Publik Nilai Kartu Prakerja Bermanfaat di Masa Pandemi
"Prabowo dan PDIP masih kokoh di puncak elektabilitas, sementara hampir semua parpol turun elektabilitasnya, hanya PSI yang mengalami kenaikan," kata Direktur Eksekutif lembaga survei Indometer R Leonard SB dalam siaran persnya, di Jakarta, Senin (27/7).
Elektabilitas Prabowo bertengger di angka 17,6 persen atau turun dari sebelumnya 23,1 persen.
BACA JUGA: Hasil Survei: Pak Mahfud MD Posisi Keempat
Perubahan signifikan dialami tokoh-tokoh berlatar belakang kepala daerah, di mana sejumlah tokoh mengalami kenaikan dan menggeser posisi tokoh-tokoh lainnya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengalami kenaikan pesat. Ganjar kini berada di urutan kedua, menggantikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang semula membayangi Prabowo.
BACA JUGA: Survei: Ganjar Jadi Capres Potensial, Ini Respons PDIP
Elektabilitas Ganjar naik dari sebelumnya 9,7 persen menjadi 15,4 persen. Sementara itu Kang Emil melesat dua kali lipat dari 5,2 persen menjadi 11,3 persen. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga naik dari 2,3 persen menjadi 4,1 persen.
Di antara tokoh berlatar belakang kepala daerah yang mengalami penurunan elektabilitas adalah Anies yang anjlok dari 14,8 persen menjadi 10,1 persen, Selain itu ada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang turun dari 4,5 persen menjadi 2,9 persen.
Menurut Leonard, pandemik COVID-19 memberikan lonjakan dukungan bagi sejumlah gubernur yang merupakan pemegang kebijakan di tingkat daerah. Tokoh-tokoh yang lebih mapan seperti Anies dan Risma pun kini seolah mendapat penantang baru dalam kontestasi elektoral.
Sementara itu elektabilitas PDIP mencapai 26,8 persen, turun dari sebelumnya 30,1 persen. Selama pandemi COVID-19 yang berlangsung sejak awal Maret 2020, elektabilitas partai politik mengalami penurunan.
Tercatat hanya Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang naik elektabilitasnya dibandingkan survei sebelumnya pada Februari 2020. Bahkan elektabilitas PSI saat ini sudah melampaui sejumlah partai yang lebih senior, seperti PAN, PKB dan Demokrat.
“Ketika parpol lainnya turun elektabilitasnya saat pandemi, hanya PSI yang mengalami kenaikan dari 2,1 persen menjadi 4,4 persen,” ungkap Leonard.
Meskipun tidak lolos ke Senayan, tetapi wakil-wakil PSI di DPRD aktif mendorong kebijakan untuk mengatasi pandemi dan dampak sosialnya. Demikian pula di tingkat basis, kader-kader PSI diketahui terus bergerak memberikan bantuan sosial dan pendampingan, jelas Leonard.
Posisi tiga besar setelah PDIP masih diduduki oleh Gerindra dan Golkar. Elektabilitas Gerindra melemah dari 14,7 persen menjadi 14,1 persen, sedangkan Golkar merosot dari 9,9 persen menjadi 8,1 persen.
Selain PSI, parpol-parpol papan tengah seluruhnya juga turun elektabilitasnya, yaitu PKB (5,5 persen/5,4 persen), PKS (5,3/4,9 persen), Nasdem (4,6 persen/4,2 persen), Demokrat (4,7 persen/3,9 persen), PAN (2,6 persen/2,3 persen), dan PPP (2,8 persen/2,1 persen).
Parpol-parpol papan bawah adalah Perindo (1,2 persen/0,7 persen), Berkarya (0,3 persen/0,4 persen), Hanura (0,7 persen/0,3 persen), PKPI (0,3 persen/0,1 persen), PBB (0,2 persen/0 persen), dan Garuda (0,1 persen/0 persen). Sisanya tidak tahu/tidak menjawab (14,9 persen/22,2 persen).
Survei INDOMETER dilakukan pada 11-20 Juli 2020 melalui sambungan telepon kepada 1.200 responden dari seluruh provinsi yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2019. Margin of error sebesar 2,98 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (ant/dil/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Adil