jpnn.com, JAKARTA - Lembaga Polling Institue menemukan elektabilitas Prabowo Subianto kembali menguat, termasuk dalam skenario head to head dengan Ganjar Pranowo.
Bahkan, selisih elektabilitas keduanya hampir menyentuh angka 10 persen.
BACA JUGA: Dinilai sebagai Menteri Terbaik, Prabowo Makin Memikat Dukungan
"Selisih elektabilitas Prabowo dan Ganjar, keunggulannya lumayan antara 8 sampai 9,6 persen" kata Direktur Executive Polling Institute Kennedy Muslim dalam keterangan tertulisnya, Minggu (10/9).
Simulasi head to head Polling Institute terhadap skenario Prabowo vs Ganjar menemukan keunggulan Prabowo dengan elektabilitas 47,9 persen sedangkan Ganjar 38,3 persen.
BACA JUGA: Haornas 2023, Prabowo Puji Menpora Dito: Sosok Penerus yang Harus Tampil di Masa Mendatang
Sedangkan responden yang tidak menjawab (unidentified voter) sebesar 13,8 persen.
Kenedy menjelaskan keunggulan ini terjadi setelah Partai Golkar dan PAN mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo.
BACA JUGA: Erick Thohir Dinilai Potensial Mendongkrak Suara Prabowo Subianto
"Jadi ada penguatan kembali Prabowo pascadeklarasi PAN dan Golkar," kata Kennedy Muslim.
Ketika Prabowo berhadapan (head to head) dengan Anies Baswedan, lanjut dia, keunggulannya jadi lebih besar lagi. Selisih elektabilitas keduanya mencapai 30 persen.
"Prabowo mampu meraih elektabilitas 56 persen, sedangkan Anies hanya 26 persen. Selisihnya 20 persen dengan responden yang tidak menjawab dan tidak tahu sebanyak 18,1 persen," ujar Kennedy.
Dari hasil tersebut, dia menyimpulkan banyak responden yang dalam simulasi sebelumnya memilih Ganjar, beralih ke Prabowo.
"Ini asumsi kalau misalnya ada putaran kedua, Prabowo melawan Anies, maka asumsi kami pendukung Ganjar sebagian besar lari ke Prabowo," kata Kennedy.
Peneliti dari Harvard University Seth Soderborg menyebut hasil survei Polling Institute ini tak berbeda jauh dengan hasil riset yang diterbitkan lembaga-lembaga lain.
Dia juga setuju bahwa sebagian besar pendukung Ganjar kemungkinan bakal beralih ke Prabowo apabila jagoan mereka keok di putara pertama.
Seth mengatakan indikasi tersebut juga terlihat pada hasil survei beberapa lembaga lain.
"Sudah banyak survei menemukan efek tersebut, di mana jika terjadi putaran kedua, kebanyakan pendukung Ganjar akan beralih ke Prabowo," kata Seth Soderborg.
Polling Institute melakukan survei telepon dengan populasi responden survei adalah warga negara Indonesia (WNI) berusia minimal 17 tahun atau atau sudah menikah.
Survei ini dilakukan dengan sambungan telepon dengan pemilihan sample dengan pengacakan nomor telepon secara atau random digit dialing(RDD).
Total sampel dalam survei ini adalah 1.201 responden, dengan margin of error sebesar kurang lebih 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Survei dilangsungkan 21-23 Agustus 2023, sebelum pendeklarasian pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Artinya hasil survei tidak merekam efek dari deklarasi tersebut. (dil/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif