jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem) Surya Paloh menerima kunjungan sejumlah ulama dari Aceh di kantor DPP NasDem, Jakarta Pusat, pada Selasa (1/7).
Dalam kesempatan ini, Surya menyampaikan, pentingnya peran ulama dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
BACA JUGA: Ulama Bisa Menjadi GBHN yang Hidup
"Posisi ulama itu sangat menentukan arah. Kalau sekarang negara tidak memiliki Garis Besar Haluan Negara (GBHN), para ulama bisa menjadi GBHN yang hidup," kata Surya saat menerima kunjungan sejumlah ulama Aceh di kantornya.
Dia juga mengaku, belum lama ini dirinya sempat bertemu dengan Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma'ruf Amin.
BACA JUGA: Panglima TNI: Ulama Indonesia Tidak Akan Memecah Belah Keutuhan Bangsa
Keduanya sepakat pada saat ini dibutuhkan suatu pencerahan dalam menjalan kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Kami ingin membuat negara stabil dan ulama memegang peran," imbuhnya.
BACA JUGA: Ketimbang Tommy dan Hary, Surya Lebih Berpeluang Dampingi Jokowi
Ulama, sambung dia, memiliki pengaruh yang sangat besar. Ulama, menurutnya, bisa memberikan rangsangan untuk mengarahkan bangsa ke arah yang lebih baik.
Karenanya, Surya mengharapkan para ulama bisa memberikan kontribusi dalam menjaga keutuhan NKRI.
"Ketika banyak banyak di negeri ini yang ingin Islam semakin kuat syiarnya, tidak kalah penting peran para ulama. Pemikiran-pemikiran ulama penting untuk disampaikan dan kita dengar," jelas dia.
Terkait dengan kondisi pembangunan di Aceh, menurut Surya, masih belum bisa optimal dilakukan.
Padahal, Aceh memiliki otonomi khusus dalam melakukan pembangunan.
"Visi pembangunan Aceh belum bisa kami optimalkan. Kita hanya banyak menghabiskan energi untuk saling menyalahkan," tegas Surya.
Sementara itu, salah satu ulama Aceh Abu Tengku Muhammad Yusuf mengatakan, toleransi merupakan hal penting yang harus dijaga dan dirawat oleh semua anak bangsa.
"Jangan kita terjebal dalam perbedaan yang saling menghancurkan. Bagaimana elemen kepentingan yang berbeda, itu sesuai konsep Islam, yaitu saling memperkuat," kata Yusuf.
Dia mengakatan, dalam memecah konflik antaragama, perlu adanya musyawarah untuk menemukan solusi terbaik. Solusi itu, diharapkan saling menguntungkan pihak yang beperkara.
"Kita cari bagaimana menghancurkan perselisihan tanpa menghancurkan siapa yang berselisih, sebagaimana menghancurkan penyakit, bukan menghancurkan orang sakit. Itu yang terbaik. Kaum muslim supaya tahu, bagaimana mempersepsikan Islam itu secara benar, maka Islam sebagai solusi," tegas dia. (Mg4/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Buat yang Setuju Jokowi-Surya Paloh di Pilpres 2019, Klik!
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga