Suryo Minta Bulog Serap Hasil Panen Raya Padi di Jawa Tengah

Sabtu, 06 Maret 2021 – 17:03 WIB
Ilustrasi - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) saat panen raya. Foto: Humas Kementan RI.

jpnn.com, SEMARANG - Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah (Jateng) Suryo Banendro meminta Badan Urusan Logistik (Bulog) melakukan penyerapan padi secara maksimal.

Menurut Suryo, penyerapan padi perlu dilakukan mengingat hasil panen di wilayahnya sudah memasuki masa proses penggilingan.

BACA JUGA: Food Estate Pulang Pisau Panen Raya Minggu Ini

Terlebih, kata dia, produktivitas di Jateng sangat bagus sehingga hampir di semua Desa memiliki sentra beras yang melimpah.

“Kehadiran negara melalui Bulog sangat penting. Sebab teman-teman dari penggilingan bergerak terus walaupun mereka ada keterbatasan karena beras ada di mana-mana,” ujar Suryo, Sabtu (6/3/2021).

BACA JUGA: Stok Beras Masih Melimpah, Mentan SYL Panen Raya di Bangka Selatan

Pada kesempatan itu, Suryo bersyukur karena pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) bergerak cepat dengan memberi bantuan alat permanen dan mesin pengering dryer berkapasitas 10 ton. Dengan bantuan tersebut, Suryo berharap semua penyuluh terus melakukan pendampingan.

"Memang upaya ini belum semuanya terjangkau, tapi paling tida upaya ini mampu mengantisipasi harga turun disaat musim hujan karena kadar air yangbsangat tinggi," katanya.

BACA JUGA: Kebijakan Impor Beras Bikin Gaduh Para Petani

Suryo mengatakan, Provinsi Jawa Tengah merupakan sebtra produksi padi yang memiliki kontribusi besar terhadap cadangan pangan nasional. Wilayah ini merupakan salah satu Provinsi yang dikelilingi dengan areal tanaman pangan.

"Makanya kita tidak ingin kalau ke depannya terjadi serangan hama atau gagal panen. Artinya semua upaya pencegahan harus kita lakukan. Apalagi Jawa Tengah merupakan daerah sentra yang mesti kita amankan," katanya.

Sejauh ini, Provinsi Jawa Tengah telah menetapkan kebijakan perbenihan unggul, dimana semua areal tanam menggunakan benih yang terlegalisir sertifikat. Dengan demikian, produktivitas tanaman pangan selalu meningkat bahkan melebihi target.

"Di Jawa Tengah semuanya sudah menanam varietas unggul bersertifikat yang mana hal itu merupakan brader kita. Makanya pengawalannya juga lebih penting untuk memastikan budidaya dan pengendaliannya lebih bagus lagi," katanya.

Terpisah, Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri, Anang Widodo mengatakan bahwa saat ini wilayah Jawa Timur hampir merata memasuki masa panen raya. Di Kediri, panen raya berlangsung dengan sangat baik.

"Jawa Timur merata masuk panen raya," tutupnya.

Berdasarkan catatan BPS, produksi beras pada tahun ini diperkirakan meningkat tinggi yakni sebesar 4,86 juta hektare atau naik sebesar 26,56 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan terjadi karena panen raya di awal tahun, terutama di sejumlah daerah terus menunjukan tren positif.

Adapun pergerakan produksi beras tahun 2020 mencapai 54,65 juta ton. Angka ini masih lebih tinggi ketimbang angka tahun 2019 yang hanya mencapai 54,60 juta ton.

Menurut dia, total luasan panen pada tahun 2020 mencapai 10,66 juta hektar dengan total produksi padi mencapai 54,65 juta ton (gabah kering giling).

Perlu diketahui, berdasarkan laporan total stok beras Bulog pertanggal 3 Maret 2021 mencapai 870.421 ton.

Dari angka tersebut, rata-rata harga gabah kering panen di tingkat petani pertanggal 4 Maret 2021 mencapai Rp 4.464 perkilogra atau turun 0,29 persen dari hari sebelumnya. Sedangkan harga gabah kering giling mengalami kenaikan sebesar 0,96 persen atau Rp 5,479.

Adapun harga beras medium di tingkat penggilingan mencapai Rp. 9.153 perkilogram atau naik sebesar 0,39 peraen dari hari sebelumnya.(jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler