Susah Cari Kerja, Pilih Gantung Diri

Rabu, 04 Januari 2012 – 11:40 WIB

TEBING TINGGI-- Niat tulus seorang anak ingin membantu biaya kehidupan kedua orang tuanya sangat pantas untuk ditiru, tetapi menjadi tidak pantas untuk ditiru pula manakala hanya karena tidak bisa mewujudkan niatnya, ia harus memilih jalan pintas dengan mengakhiri hidupnya lewat cara gantung diri. Perbuatan nekat itu menjadi alternatif baginya hanya karena diduga tak kunjung mendapatkan pekerjaan.

Seperti itulah yang dilakukan seorang pemuda lajang yang tinggal di Ling. II, Kel. Tebing Tinggi, Kec. Padang Hilir, Kota Tebing Tinggi. Korban yang bernama Irwansyah (19) ditemukan adik kandungnya sendiri, Budi Sanyoto (15) sudah tewas gantung diri dengan seutas tali nylon dibatang pohon coklat milik kebun coklat warga kampungnya, Senin malam, (2/1) sekira pukul 19.30 wib.

Seakan tidak percaya atas perbuatan nekat anak ke tiga dari enam bersaudara itu, kedua orang tua korban, Julik, (51) dan Watini (45) berulang kali jatuh pingsan begitu mengetahui kematian anaknya itu. Warga sekampungpun ikut geger dan mendatangi rumah duka seakan ingin memastikan kebenaran kabar tewasnya anak dari Julik dan Watini dengan cara gantung diri dibawah pohon coklat milik Sihombing yang berjarak lebih kurang 3 km dari rumah korban sendiri.

Informasi yang berhasil dihimpun POSMETRO MEDAN (Group JPNN) menyebutkan bahwa menjelang malam adik korban bernama Budi Sunyoto baru saja pulang dari rumah temannya. Ketika Budi berjalan kaki hendak pulang ke rumahnya melewati jalan yang lazim digunakan warga. Ia kaget, matanya tertuju ke arah perkebunan coklat milik Sihombing yang berada di Ling. I, Kel. Tebing Tinggi, Kec. Padang Hilir.

Pandangannya melihat seseorang yang sepertinya sangat ia kenal, tergantung dibawah batang pohon coklat tersebut. Penasaran dengan pandangannya, Budi lantas mendekati sesosok orang yang tidak bergerak itu, alangkah kagetnya ia ternyata orang yang lehernya sudah tergantung dengan seutas tali nylon itu adalah Irwansyah yang tak lain adalah abang kandungnya sendiri.

"Aku mau pulang ke rumah, ketika melintasi kebun coklat, aku melihat abangku sudah tergantung lehernya dengan seutas tali nylon dibawah pohon coklat itu," ujar Budi yang tidak menyangka perbuatan nekat yang dilakukan abangnya tersebut.

Menyadari abangnya telah tewas bunuh diri, Budipun langsung meminta tolong warga pelintas jalan itu, namun pengakuannya, warga  takut memberikan pertolongan, sehingga budi terpaksa melepaskan sendiri ikatan tali nylon yang melilit dileher abangnya. " Tak ada warga yang berani menolong abangku, walau aku sudah memanggil mereka, akhirnya aku terpaksa membuka sendiri ikatan tali nylon yang terlilit di leher abangku, setelah itu jasadnya kuletak dibawah, baru aku berlari ke rumah untuk mengabari kedua orang tuaku," terang Budi dirumah duka.

Tak lama, kedua orang tua korban dan warga lainnya membawa jenazah korban dari TKP ke rumah duka. Selang berapa menit kemudian, petugaspun meluncur ke rumah duka dan akhirnya mengevakuasi korban dan melakuan olah TKP.

Dari hasil olah TKP, petugas mengamankan barang bukti berupa seutas tali nylon yang digunakan korban untuk gantung diri. Hasil penyelidikan sementara petugas mengatakan bahwa tewasnya korban Irwansyah murni karena bunuh diri, pasalnya tanda-tanda yang lazim ditemukan petugas ditubuh korban, air sperma keluar dari alat kelamin korban, begitu juga sedikit kotoran keluar dari anus korban.

Senada juga dikatakan pemuda seusia korban dikampung itu, pemuda dikampung itu mengatakan bahwa beberapa hari sebelum korban tewas, mengaku pernah mendengar keluhan korban yang sering mengatakan suntuk menjadi pengangguran, ujar teman korban yang tidak mau menyebutkan namanya itu.

Kapolsek Padang Hilir, AKP Wathson ketika dikonfirmasi mengatakan bahwa tidak ada ditemukan bekas-bekas penganiyaan ditubuh korban, kematian korban diperkirakan terjadi sekira satu atau dua jam sebelumnya, " kematian korban murni karena gantung diri, " ujar AKP Wathson. (Awi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Korban Penembakan Bireuen Makin Kritis


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler