Susul Amerika, Malaysia Perketat Syarat untuk Pelancong dari China

Jumat, 30 Desember 2022 – 23:58 WIB
Arsip - Seorang pria dengan memakai masker berjalan di depan konter check-in di bandara internasional Kuala Lumpur, Malaysia, Oktober 2020. (ANTARA/Reuters/Lim Huey Teng/as)

jpnn.com - Malaysia mewajibkan tes COVID-19 untuk pelaku perjalanan dari China, negara berpenduduk terpadat di dunia yang sedang mengalami peningkatan kasus virus corona.

"Semua orang yang memiliki riwayat perjalanan ke China dalam 14 hari terakhir saat mereka tiba akan diminta untuk menjalani tes RTK-Antigen," kata Menteri Kesehatan Malaysia Zaliha Mustafa melalui pernyataan, Jumat.

BACA JUGA: Jepang Persulit Pelancong dari China, Beijing Merespons Begini

"... dan sampel akan dikirim untuk pengujian genom jika positif COVID-19,” menurut pernyataan itu, seperti dikutip situs berita Free Malaysia Today.

Selain itu, para pelaku perjalanan yang demam, memiliki gejala COVID lainnya, atau menyatakan sendiri dirinya positif COVID akan dirujuk ke pusat karantina atau ke otoritas kesehatan Malaysia guna pemeriksaan lebih lanjut.

BACA JUGA: 200 Kendaraan Terlibat Tabrakan Beruntun di China, Astaga Panjangnya!

Langkah-langkah tersebut juga berlaku bagi mereka yang memiliki kontak dekat dengan individu yang telah melakukan perjalanan ke China dalam 14 hari terakhir, atau menunjukkan penyakit seperti influenza atau infeksi pernapasan akut yang parah.

Mei tahun ini, Malaysia telah mengakhiri kewajiban menjalani tes COVID bagi semua pelaku perjalanan yang telah divaksin dan masuk ke negara itu.

BACA JUGA: Infeksi Covid-19 Meledak, China Minta Negara Lain Bersikap Adil

Pengumuman dari Malaysia muncul setelah Jepang, AS, dan Italia mengatakan mereka akan mewajibkan tes negatif COVID-19 untuk orang-orang yang tiba dari China.

Namun, Beijing mengatakan persyaratan COVID-19 yang diberlakukan oleh negara-negara terhadap pelaku perjalanan dari China harus berdasarkan sains.

“China percaya tanggapan semua negara terhadap COVID-19 harus ilmiah dan adil,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin.

China menghadapi lonjakan infeksi setelah menghapuskan kebijakan nol-COVID yang ketat bulan ini, menyusul kerusuhan dan protes yang belum pernah terjadi sebelumnya di beberapa bagian negara itu. (ant/dil/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler