Susy Susanti Buka Rahasia tentang Minions

Rabu, 06 Februari 2019 – 21:23 WIB
Marcus Fernaldi (kiri) dan Kevin Sanjaya. Foto: Badminton Indonesia

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Susy Susanti tak ragu memuji kualitas ganda putra Marcus Fernaldi / Kevin Sanjaya alias Minions. Susy menyebut, duet ranking satu dunia itu memiliki disiplin latihan yang patut dicontoh.

"Mereka dari latihan sudah beda kualitasnya. Lihat Marcus, datang lebih pagi, pulang belakangan. Apa yang dia rasa masih kurang, dia ikut tambahan. Kevin kalau latihan kelihatan sekali tidak mau kalah. Nah, coba lihat mereka di pertandingan, saat poin ketat, tidak mau kalah, karena mereka sudah biasa menghadapi situasi begini di latihan," ujar Susy.

BACA JUGA: Minions dan Angpau Imlek

Peraih medali emas tunggal putri di Olimpiade Barcelona 1992 ini mengatakan, latihan dan pertandingan sama-sama memegang peranan penting dalam capaian seorang atlet. Hasil yang diraih atlet tak lepas dari matangnya persiapan sebelum keberangkatan menuju turnamen.

"Kalau dibilang secara kualitas, Fajar (Alfian) / Rian (Ardianto) tidak kalah dari Marcus / Kevin. Teknik? Kevin susah banget di depan (net) menghadapi mereka. Namun, dari kegigihan dan kemauan untuk menang di lapangan, Marcus / Kevin masih lebih unggul. Saya bilang sama Fajar / Rian, dibiasakan untuk keluarkan ekspresinya, emosinya, di depan itu kan musuh. Ini karakter dan bisa kok diubah," kata Susy.

BACA JUGA: Minions Cs Bakal Kebagian Banyak Program Latihan Fisik

(Baca: Ahsan / Hendra: Minions Lebih Cepat dan Mematikan)

Di awal tahun 2019 ini, Susy berharap para atlet meningkatkan kualitas latihan mereka menjadi lebih baik lagi. "Mengatasi tekanan di pertandingan harus dibiasakan dari latihan. Contoh, kalau sudah capek di latihan, kadang masih nawar, kalau ketat, ya sudahlah, pasrah. Waktu latihan drilling 100 bola, kadang kalau sudah capek, dinyangkutin, kebiasaan di latihan itu akan kebawa, jadi cepat menyerah lah, kalau bola susah nggak mau diambil lah. Lebih baik di latihan mikir yang terjelek dulu, kalau nantie nggak sejelek itu di pertandingan kan enak kitanya main," ujar Susy.

BACA JUGA: Demi Olimpiade 2020, Minions Harus Selektif Ikut Turnamen Tahun Ini

Dia menuturkan bahwa tenaga atlet di pertandingan sudah pasti akan lebih terkuras karena adanya rasa tegang di lapangan. Sehingga semua di latihan harus dilakukan minimal tiga kali lipatnya.

"Kalau latihan 20 kali smes, paling di pertandingan cuma lima sampai enam kali smash untuk satu poin. Kalau di tunggal, bisa 56 kali sampai 80 kali, ya latihannya harus tiga kali lipatnya. Di pertandingan, setengahnya saja sudah hilang karena tenaga lebih terkuras, ada rasa tegang, feeling belum dapat dan sebagainya. Nah, kalau bisa menerapkan yang setengahnya saja sudah bagus," tuturnya.

Susy memandang, kesadaran dari tiap atlet menjadi hal utama yang akan membawa perubahan bagi si atlet itu sendiri. Apalagi sebagai penghuni pelatnas yang merupakan tempat berkumpulnya pebulu tangkis-pebulutangkis terbaik negeri ini.

"Ada atlet yang merasa sudah latihan kok, sudah habiskan program. Tapi kualitasnya bagaimana? Belum lagi yang nyolong-nyolong, kalau latihan kelincahan enggak sampai garis, aturannya kan harus menyentuh garis. Padahal ini kalau di pertandingan banyak manfaatnya, menentukan posisi di mana dia menyerang," ujar Susy.

"Sudah dimarahi, tapi pelatih kan nggak bisa terus-terusan melihat satu-satu bolanya. Misalnya latihan tiga jam, tidak mungkin tiga jam ditongkrongin pelatih, pemain kan sudah dewasa juga, masak harus dilihatin terus menerus? Ingat, kebiasaan latihan akan terbawa ke pertandingan. Ada pemain yang bilang, ah ini kan cuma latihan, nanti kalau di pertandingan baru sungguh-sungguh, itu namanya mimpi!" pungkasnya. (bi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ahsan / Hendra: Minions Lebih Cepat dan Mematikan


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler