jpnn.com, PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji mengungkap tantangan meningkatkan ekonomi Kalbar melalui ekspor.
Dia menegaskan bahwa tantangan meningkatkan ekonomi Kalbar saat ini ialah sebagian besar ekspor masih belum tercatat di daerahnya atau masih melalui pelabuhan luar.
BACA JUGA: Sutarmidji Optimistis Pembangunan RSUD Soedarso Tuntas Akhir 2021
Menurut Sutarmidji, Kalbar memiliki banyak produk unggulan ekspor terutama dari hasil pertanian dan perkebunan seperti crude palm oil, karet, pinang, sarang burung walet serta dari pertambangan.
“Namun, semua, sebagian besar ekspornya masih melalui pintu ekspor atau pelabuhan luar seperti Lampung,” kata dia.
BACA JUGA: Kementan Dorong Ekspor Biji Pinang Asal Kalbar dalam Bentuk Olahan
Sutarmidji menyampaikan itu saat memberikan sambutan dalam webinar pengembangan ekonomi daerah “Akselerasi Pengembangan Industri Kelapa Sawit untuk Mendukung Ekonomi Berkelanjutan di Provinsi Kalba”, Kamis (16/9).
Menurut dia, sejauh ini ekspor melalui pintu ekspor Kalbar di Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, dan Pelabuhan Kijing, Kabupaten Mempawah, masih belum maksimal.
BACA JUGA: Kementan Segera Ekspor Jagung dari Sulbar dan Kalbar
“Volume ekspor dari pintu Kalbar masih kecil dan itu tentu berdampak ke penerimaan pajak ekspor ke Kalbar minim,” ungkapnya.
Sutarmidji memprediksi apabila operasional Pelabuhan Kijing bisa optimal, ekonomi Kalbar dalam hal Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) bisa tertinggi di Kalimantan.
Menurutnya, saat ini PDRB Kalbar sudah mendekati Kalimantan Timur.
Sebelumnya, Kalbar di urutan ke empat.
“Untuk itu, saya ajak OPD (organisasi perangkat daerah), bagaimana kita bisa melampaui Kaltim,” kata mantan wali kota Pontianak yang memimpin dua periode itu.
Dia menambahkan apabila Pelabuhan Kijing maksimal, maka tampilan ekonomi makin baik.
Dengan begitu, kata dia, juga bisa menjadi perhatian pemerintah pusat bahwa Kalbar harus diperhatikan.
“Apalagi nanti di Sungai Kunyit smelter beroperasi, ekonomi Kalbar akan lebih baik,” jelasnya.
Oleh karena itu, ujar dia, perlu perhatian pemerintah pusat supaya jalan pendukung pelabuhan bisa lebar.
“Untuk mengangkut komoditas ekspor, butuh jalan yang bagus dan lebar,” katanya.
Lebih lanjut Sutarmidji juga mendorong Pelindo meningkatkan fasilitas pendukung ekspor seperti untuk CPO.
Menurutnya pula, perlu tangki untuk menampung CPO yang akan diekspor agar lebih efisien dan murah.
Saat ini, kata dia, untuk muatan CPO truk masih harus ke pelabuhan.
Harusnya ada pipanisasi dan ada tangki penampung CPO.
“Bayangkan berapa lama harus menunggu muatan kapal penuh kalau diangkut satu per satu oleh truk memasukkan CPO ke kapal," jelas dia. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy