jpnn.com, MALANG - Sebelum demo mahasiswa pada 23 September 2019, beredar hoaks menyebut salah satu pimpinan universitas negeri di Kota Malang menyatakan perkuliahan dipindah ke depan Gedung DPRD setempat.
Wali Kota Malang Sutiaji yang menceritakan mengenai adanya kabar hoaks itu, saat melakukan silaturahmi bersama para rektor perguruan tinggi yang ada di Kota Malang, Jawa Timur, Jumat (27/9).
BACA JUGA: Gedung DPRD Hangus Dibakar Massa, Pelantikan Anggota Dewan di Lapangan
Sutiaji mengaku sudah konfirmasi kepada beberapa pimpinan universitas di Kota Malang, dan mendapati bahwa pesan yang beredar tersebut merupakan kabar bohong.
"Dinamika demokrasi terus berkembang, namun, ketika ditunggangi hoaks, itu yang berbahaya," kata Sutiaji.
BACA JUGA: Massa Mahasiswa Bantu Polisi Atasi Demo Pelajar Anarkistis
Karena itu, dia mengimbau para mahasiswa khususnya yang berada di Kota Malang, agar cermat menerima informasi. Ada indikasi banyak hoaks beredar pada saat situasi seperti sekarang ini.
"Karena itu, para mahasiswa, pada saat menyuarakan sesuatu harus tetap menjaga kedamaian. Karena kondisi di lapangan mudah ditunggangi dengan isu-isu liar," ujar Sutiaji.
BACA JUGA: Wiranto: Ini Informasi Intelijen yang Saya Terima
Dia berharap para rektor perguruan tinggi termasuk kepala sekolah SMA dan SMK di Kota Malang, agar bisa memberikan pembekalan kepada anak didik mereka. Khususnya untuk menghindari terjadinya kericuhan pada saat proses penyampaian pendapat di muka umum.
Wakil Rektor III Universitas Muhammadiyah Malang Sidik Sunaryo menegaskan dirinya tidak pernah mengeluarkan instruksi kepada para mahasiswanya untuk melakukan aksi di depan Gedung DPRD Kota Malang.
"Di kampus tidak ada instruksi untuk demo. Anak-anak itu ingin menyuarakan kepentingan rakyat dan bangsanya, itu saja," kata Sidik.
Pada saat ribuan mahasiswa UMM melakukan aksi unjuk rasa beberapa waktu lalu itu, Sidik juga berada di lokasi. Ia menemukan fakta bahwa ada beberapa anak yang bukan mahasiswa UMM, menggunakan jaket almamater UMM.
"Ada yang mengaku dipinjami, pada saat ditanya kartu mahasiswa, yang bersangkutan tidak bisa menunjukkan. Termasuk yang mengalami luka dan dirawat di rumah sakit," ujar Sidik. (Antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo