Sutiyoso Klaim yang Pertama Ingin Terapkan Ganjil - Genap

Urung Dilakukan Karena Efeknya Buruk

Senin, 17 Desember 2012 – 09:57 WIB
JAKARTA - Mantan Gubenur DKI Jakarta Sutiyoso juga ikut mengkritik kebijakan ganjil - genap. Dia menilai, pembatasan penggunaan kendaraan berdasarkan plat nomor itu sangat sulit dipraktekan dan hasilnya tidak akan maksimal.

“Kebijakan tersebut malah memaksa orang yang berkecukupan untuk memiliki kendaraan lebih dari satu sebagai upaya untuk tidak melanggar aturan. Tapi substansi dari peraturan tersebut dengan sendirinya tidak tercapai," kata Sutiyoso, di Jakarta, Minggu (16/12).

Sementara, orang yang hanya memiliki satu kendaraan lanjutnya dikhawatirkan akan mengakali peraturan dengan cara bertukar kendaraan dengan tetangga atau saudara.

Selain itu, orang akan terpacu untuk mengakali peraturan. Misalnya, dengan membuat plat nomor ganda. Sebagai contoh pemberlakuan 3 in 1 juga diakali dengan menggunakan boneka atau menyewa joki, ungkapnya.

Dikatakan Sutiyoso, dia adalah yang pertama kali ingin menerapkan nopol ganjil-genap yang terbilang sukses mengatasi kemacetan di Bogota, Colombia.

“Tapi setelah mendalami sejumlah efek negatif yang mungkin timbul, kebijakan itu tidak saya terapkan," tegasnya.

Dikatakannya, kelas menengah mampu menambah kendaraan. "Namun bagaimana dengan mereka yang kurang mampu? Lagi-lagi rakyat yang menjadi korban saat produsen atau pedagang kendaraan mendapat untung."

Lebih lanjut Sutiyoso mengingatkan Jokowi bahwa di Jakarta ini banyak satu rumah tangga hanya punya satu mobil untuk digunakan berbagai kegiatan seperti ke kantor, mengantar istri ke pasar, mengantar anak ke sekolah. "Dari sisi kuantitas, mereka ini sangat banyak jumlahnya dan akan menjadi korban kebijakan Jokowi,” tegasnya.

Atas pertimbangan itulah, Sutiyoso membatalkan rencana tersebut. "Terlalu bertele-tele dan tidak efektif. Bahkan akan memancing masyarakat mengakali segala peraturan-peraturan yang ada," tegas Bang Yos. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kepala Daerah Tak Perlu Malu Tiru Jokowi-Ahok

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler