jpnn.com, JAKARTA - Sutradara asal Jepang, Suzuki Tadashi menggelar pementasan teater Dionysus di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) pada 26 dan 27 Oktober 2023.
Pementasan ini untuk memperingati 50 Tahun Kerja Sama Persahabatan ASEAN-Jepang dan 65 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Jepang.
BACA JUGA: Sebuah Kampanye Penuh Harapan, Teater Musikal jadi Edukasi Anti-Perundungan
Dionysus merupakan adaptasi dari mitologi Yunani kuno, The Bacchae, yang ditulis oleh Euripides sekitar 200 tahun yang lalu.
Tadashi dikenal sebagai sutradara panggung ternama avant-garde, penulis, dan filsuf ternama Jepang.
BACA JUGA: Apresiasi Seni Budaya Bangsa, Ganjar Creasi Gelar Pentas Sastra Puisi dan Teater
Pada pementasan Dionysus, dia menciptakan metode akting sendiri dan melibatkan para aktor dari budaya lintas Jepang, Indonesia, dan Tiongkok.
"Saya berkolaborasi karena saya melihat bakat dan potensi dari para aktor Indonesia, serta panggung ini," kata Tadashi dalam keterangannya, Kamis (26/10).
BACA JUGA: 3 Berita Artis Terheboh: Konon Nathalie Sudah Bertunangan, Ferry Irawan Punya Pacar
Menurut dia, kombinasi keduanya adalah aset yang mampu menciptakan nilai kesan yang baik di panggung teater dunia.
Pementasan teater yang digelar di GKJ ini diinisiasi oleh Yayasan Jepang bersama dengan Bumi Purnati Indonesia, dan Suzuki Company of Toga.
Plotnya mengisahkan tentang Dionysus, yang lahir dari dewa Zeus dan istrinya, Hera, tetapi gagal diakui sebagai dewa karena keberadaannya.
Dionysus terlibat dalam argumen dengan Pentheus, raja Thebes. Dia kemudian menarik jiwa-jiwa perempuan Thebes, termasuk ibu Pentheus, Agave, ke Gunung Cithaeron untuk berpesta, diikuti oleh Pentheus, di mana aliran anggur menciptakan keadaan delirium.
Saat berkeliling, dia mengira memegang kepala singa. Agave terbangun dengan kenyataan menakutkan bahwa dia memegang kepala anaknya yang sudah meninggal. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh