Sweter hijau, merah, dan biru tersebut memiliki nilai historis tinggi. "Dia membuatnya lebih dari 25 tahun lalu di Inggris," ujar Ko Ni, salah satu orang dekat Suu Kyi, seperti dilansir AFP. Kala itu dia masih tinggal bersama suaminya, Michael Aris, yang memang warga negara Inggris. Dia kembali ke Myanmar pada 1988 dan sejak itu menjadi tahanan rumah di negaranya tersebut.
Karena memiliki nilai sejarah, tak heran jika dalam acara lelang yang menandai ulang tahun kedua Partai Liga Nasional untuk Demokrasi itu, sweter V-neck tersebut bisa terjual seharga MMK 41,5 juta atau sekitar Rp 467,2 juta. Pembelinya adalah Daw Nan Mauk Lao Sai, perempuan pemilik radio Shwe FM di Myanmar. "Sweter itu sangat berharga karena dibikin oleh Amay sendiri," ucapnya.
Amay adalah sebutan untuk Suu Kyi. Masyarakat Myanmar menyebut perempuan 67 tahun itu sebagai Amay Suu atau Ibu Suu karena dia memilih menjadi tahanan rumah di Myanmar ketimbang tinggal bersama suami dan anaknya di London, Inggris. Hampir dua dekade perempuan yang memperjuangkan demokrasi di Myanmar tersebut tak bisa ke mana-mana. Baru pada November 2010 dia bebas.
Dana yang terkumpul bakal dipakai untuk amal, terutama pendidikan. "Kami akan gunakan uang tersebut untuk membantu warga Myanmar yang mengungsi ke negara lain, sekolah miskin, dan area yang sulit mengakses pendidikan," kata Phyo Min Thein yang memimpin acara lelang tersebut. Selain sweter, barang pribadi Suu Kyi lainnya bakal dilelang. Namun, dia tidak memberikan detail apa saja. (AFP/c10/any)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Suriah Makin Gawat, 12 Ribu WNI Dievakuasi
Redaktur : Tim Redaksi