jpnn.com, SAINT PETERSBURG - Andai Swiss memenangi adu penalti, maka Yann Sommer sudah pasti menjadi pemain terbaiknya karena dia melakukan banyak penyelamatan gemilang saat menghadapi Spanyol di perempat final, Jumat (2/7) malam.
Kenyataannya, Swiss kalah, sekali tepisannya atas sepakan pemain Spanyol mampu dibalas dua tepisan tendangan pemain Swiss oleh kiper Spanyol Unai Simon. Skor adu penalti pun 3-1 untuk keunggulan Spanyol.
BACA JUGA: Akan Jumpa Spanyol di Semifinal EURO 2020, Rekor Italia Bagus Enggak ya?
La Nati -julukan Timnas Swiss- tak beruntung? Tentu itu bukan pernyataan yang tepat. Sebab, jatah keberuntungan Swiss sudah dihabiskan dalam waktu 2x45 menit plus 2x15 menit.
Spanyol yang punya banyak kesempatan, selalu tak beruntung. Mulai dari Morata, Koke, Busquets, Ferran Torres, Pedri sampai Jordi Alba, semuanya gagal membobol gawang lawan untuk menambah gol.
BACA JUGA: Istimewa! Meski Kalah, Swiss Memaksa Spanyol Bermain Sampai Babak Adu Penalti
Sebaliknya, Swiss yang memiliki kiper Yan Sommer, mampu mengandaskan peluang Spanyol. Total, dalam pertandingan ini Tim Matador memiliki 24 kesempatan dengan sembilan di antaranya merupakan kesempatan emas. Sebaliknya, Swiss hanya membuat sembilan kesempatan, dengan dua yang berbahaya.
Satu dari dua peluang emas itu, menjadi gol. Bandingkan dengan Spanyol, dari sembilan peluang emas yang mengarah ke gawang Swiss, hanya satu yang jadi gol. Itu juga dihitung sebagai aksi bunuh diri Denis Zakaria, bukan gol Jordi Alba.
Swiss juga harus berterima kasih ke dewi fortuna karena mereka tampil dengan sepuluh orang setelah Freuler diganjar kartu merah usai melanggar keras pemain Spanyol pada menit ke-77, tetapi La Nati tetap bisa menahan imbang Spanyol 1-1 sampai usai waktu normal.
Keberuntungan Swiss awalnya berlanjut ke adu penalti. Bayangkan, setelah 120 menit membuat banyak peluang dan selalu gagal berbuah gol, Spanyol dibuat deg-degan setelah tendangan Busquets mengenai tiang.
Spanyol kemudian tertinggal karena penendang pertama Swiss Mario Gavranovic menuntaskan tugasnya, Swiss pun unggul 1-0.
Olmo, penendang kedua Tim Matador menyamakan kedudukan 1-1. Tak mau bergantung dewi fortuna, kiper Spanyol Unai Simon menjemput keberuntungan tersebut. Dia sukses mementahkan tendangan Fabian Schwar.
Tetapi, Unai tak bisa bekerja keras sendiri, rekan-rekannya harus bangkit. Sayang, harapannya untuk melihat temannya mencetak gol gagal. Penendang ketiga Spanyol, Rodri, tak mampu menuntaskan tugasnya setelah sepakannya digagalkan Sommer.
Swiss punya kesempatan untuk unggul. Namun, Akanji yang ditugaskan juga gagal mencetak gol karena aksi Unai Simon yang mampu membaca bola dengan baik. Skor masih imbang 1-1.
Spanyol kemudian unggul 2-1 setelah penendang keempatnya, Gerard Moreno mencetak gol. Kerja keras Simon menepis dua penalti lawan rupanya membuat dewi fortuna iba. Kini, keberuntungan datang untuk Spanyol.
Penendang keempat Swiss, Ruben Vargas, gagal menyamakan kedudukan setelah sepakannya melambung tinggi di atas mistar, padahal Simon sudah salah antisipasi.
Saat keberuntungan mulai memihak ke Spanyol, Oyarzabal dengan mantap melangkah sebagai penendang kelima Tim Matador. Dia menyudahi keberuntungan Swiss, setelah sepakannya masuk dan Spanyol menang adu penalti, 3-1.
Dua kali menepis sepakan penalti, membuat Unai mendapat gelar pemain terbaik di pertandingan ini. Pengamat Teknis UEFA Mixu Paatelainen memuji performa Unai usai laga. Dua penyelamatan vital dalam babak tos-tosan, membawa Spanyol memenangkan penalti.
Sementara itu, usai pertandingan, Unai Simon menyebut begitulah sepak bola dimainkan. Setelah berjuang sampai babak adu penalti, akhirnya Spanyol bisa menang.
"Seperti kami menghapus memori kesalahan di laga sebelumnya, sudah saatnya kami langsung melupakan keberhasilan ke semifinal karena lawan kami selanjutnya cukup berat," ucapnya.
Spanyol akan jumpa Italia di babak semifinal yang rencananya berlangsung pada Rabu (07/07) malam WIB. (dkk/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad