jpnn.com, Â BALIKPAPAN - Syahril HM Taher akhirnya melepas jabatannya sebagai Ketua umum Persiba Balikpapan dan menyerahkan klub ke Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan, Jumat (9/11) lalu.
Dalam berita acara penyerahan yang disampaikan Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi pada acara Rembuk Penawaran Pengelolaan Persiba Balikpapan di Stadion Batakan, Jumat (9/11) malam, ada tiga poin utama yang jadi perhatian utama.
BACA JUGA: Eks Penggawa Persib Ini Pastikan Tak Hengkang dari Persiba
Yang pertama, Syahril HM Taher resmi menghapus utang Persiba Rp 25,3 miliar.
Laki-laki yang sudah 14 tahun memimpin Persiba itu, juga menyertakan dana Rp 5 miliar sebagai saham pada manajemen baru nanti. “Nanti kalau sudah terbukti memperoleh keuntungan baru dikembalikan dana Rp 5 miliar ini,” kata Rizal.
BACA JUGA: Aji Bayu Isyaratkan Bertahan di Persiba Balikpapan
Dia menambahkan, manajemen lama juga membebaskan manajemen baru dari beban dan tanggung jawab manajemen lama. Diharapkan dengan dihapuskannya utang ini membuat investor lebih tertarik mengelola Persiba.
Pada acara rembuk kemarin, pemkot membuka penawaran bagi calon investor yang berminat mengelola Persiba Balikpapan. Investor yang berminat, Rizal, bisa menghubungi tim seleksi melalui e-mail timselpersibabalikpapan@gmail.com dengan melampirkan curriculum vitae dan visi-misi masa depan Persiba. “Penyampaian permohonan kesediaan untuk menjadi investor paling lambat 9 Desember nanti,” kata dia.
BACA JUGA: Liga 2 2018: Persiraja Pimpin Klasemen Grup B
Kepala Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kaltim dan Kaltara Samon Jaya menyebut, pada era sepak bola modern seperti sekarang, klub sangat berpotensi meraup keuntungan. “Saya tahu ada klub yang mendapat sponsor Rp 75 miliar. Tentu saja Persiba juga berpotensi mendatangkan keuntungan,” katanya.
Samon melanjutkan, selain dari sponsorship pendapatan juga bisa diperoleh dari tiket. Dia menerangkan, dari hasil pertandingan antara Persiba vs Persib di Liga 1 musim lalu saja panitia mampu mengantongi Rp 1,2 miliar. “Jika tiket bisa dimaksimalkan, saya yakin, pendapatan tiket bisa mencapai Rp 2 miliar. Ini tentu bisa menghidupi klub,” ungkap dia.
Soal kemungkinan pemerintah daerah mengelola tim sepak bola modern, Samon menyebut memungkinkan lewat pembentukan badan usaha milik daerah (BUMD). “Tapi kan prosesnya tidak mudah, panjang,” ujar Samon.
Sementara itu, perwakilan Kaltim Post, Lauhil Machfudz, meminta dalam proses penawaran, pemkot lebih terbuka. “Artinya dipaparkan bahwa investasi di Persiba ini memang mendatangkan untung. Sehingga investor juga tertarik,” ungkap dia.
Laki-laki yang pernah menjabat manajer Pro Bisnis Kaltim Post itu melanjutkan, mengelola sebuah klub profesional perlu dana tak sedikit. Dalam semusim minimal perlu Rp 10 miliar untuk mengarungi kompetisi.
“Artinya tidak mudah mencari investor dengan kemampuan finansial seperti itu. Nah, hal ini bisa diatasi jika ada beberapa investor yang bergabung. Bahkan, bisa saja dibuka peluang publik memiliki saham Persiba,” kata dia.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud yang difavoritkan menjadi pengelola baru Persiba tak ingin banyak berkomentar. Rahmad sepakat dibuka dulu penawaran kepada publik. “Nanti kalau memang tidak ada baru kami carikan jalan. Intinya saya siap saja membantu,” ujar Rahmad.
Sekretaris Kota Balikpapan Sayid MN Fadli yang ditunjuk jadi ketua tim seleksi optimistis investor Persiba akan diketahui maksimal, 9 Desember nanti. “Semua masukan sudah diterima. Nanti dibahas, kami optimistis lah sesuai jadwal,” ujar Fadli. (*/hul/rom/k8)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Haryadi Tak Risau Soal Masa Depannya di Persiba
Redaktur & Reporter : Budi