jpnn.com, JAKARTA - Sekitar 5 ribu lebih PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) dari penyuluh pertanian mengikuti ujian kompetensi.
Uji kompetensi ini sebagai salah satu syarat untuk pengangkatan mereka menjadi PPPK.
BACA JUGA: Honorer K2 Tenaga Administrasi Diusulkan Masuk Formasi PPPK 2021
Menurut Abdul Mujid Efendi, pengurus Forum Nasional THL TBPP (Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian), sebanyak 12 ribu lebih penyuluh pertanian dinyatakan lulus tes PPPK pada 2019.
Namun, dari jumlah tersebut 5 ribu lebih berijazah SMA, D-I/D-II sehingga harus ada penyesuaian.
BACA JUGA: Honorer K2 Lulus PPPK Harus Tahu Diri, Taat kepada Pemerintah
Atas arahan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB), 5 ribu lebih penyuluh pertanian ini harus mempunyai sertifikat kompetensi sebagai syarat pemberkasan NIP PPPK.
"Alhamdulillah Kementerian Pertanian bergerak cepat melaksanakan uji kompetensi yang dimulai 3 sampai 16 November," terang Abdul Mujid kepada JPNN.com, Senin (3/11).
BACA JUGA: Hakim: Erick Thohir Rekam Jejaknya Jelas, Sudah Selesai Urusan Duniawinya
THL TBPP di Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto ini menyatakan keyakinannya 5 ribu lebih penyuluh pertanian akan lulus uji kompetensi.
Lantaran mereka sudah belasan tahun menjadi penyuluh pertanian.
Walaupun yakin bisa lulus semua, Abdul Mujid menyesalkan mengapa syarat itu tidak disampaikan jauh sebelum Perpres nomor 98 tahun 2020 tentang Gaji dan Tunjangan PPPK diterbitkan.
Andai hal ini sudah jauh hari dilakukan, maka proses pengangkatan PPPK tidak terganjal.
"Kalau seperti ini kan kasihan teman-teman PPPK yang lain belum bisa melakukan pemberkasan karena menunggu kami yang harus ikut uji kompetensi dulu," ujarnya.
Mewakili kawan-kawannya, Abdul Mujid memberikan apresiasi pada Kementerian Pertanian yang sangat antusias mendorong percepatan pengangkatan PPPK dari THL TBPP.
Kementan intens berkoordinasi dengan KemenPAN-RB untuk melengkapi persyaratan administrasi pengangkatan PPPK dari penyuluh pertanian. (esy/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad