Syarief Hasan Dorong Perdamaian Dunia Melalui Pembentukan World Consultative Assembly

Kamis, 25 Juni 2020 – 14:15 WIB
Wakil Ketua MPR Syarief Hasan. Foto: dokomen JPNN.Com/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Beberapa waktu yang lalu, Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) menggagas Dewan Majelis Syura atau Majelis Permusyawaratan di antara negara-negara anggota OKI. Sebuah wadah yang diproyeksi menjadi forum berhimpunnya MPR dari berbagai negara-negara yang berpenduduk agama Islam di dunia.

Wakil Ketua MPR RI, Syarief Hasan memiliki pandangan yang sama namun dengan tujuan yang lebih besar yakni hadirnya lembaga internasional yang dapat menfasilitasi seluruh MPR di dunia.

BACA JUGA: Bamsoet: MPR RI Berdukacita Atas Gugurnya Prajurit TNI di Kongo

Politikus Partai Demokrat ini mendorong agar Dewan Syura Dunia tersebut dinaikkan kelasnya menjadi "World Consultative Assembly" diarahkan bukan hanya pada negara-negara Islam saja. Akan tetapi ruang lingkupnya diperluas untuk menghimpun MPR dari negara-negara Islam dan negara-negara lainnya yang memiliki penduduk beragama Islam.

Tujuannya agar terjadi kolaborasi yang baik dari negara maju dan berkembang untuk menyelesaikan masalah Perdamaian Global.

BACA JUGA: MPR RI Bentuk Tim Khusus Pendirian Majelis Syuro Dunia

Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat ini juga mendorong agar World Consultative Assembly diisi oleh negara dengan sistem parlemen satu kamar (unikameral) maupun sistem parlemen dua kamar (bikameral).

Penyelesaian berbagai masalah Perdamaian, lingkungan global dan sebagainya menuntut partisipasi semua negara dengan lintas sektor, lembaga, dan sistem pemerintahan. Di sinilah urgensi perlunya World Consultative Assembly didorong untuk lebih majemuk dan bersama-sama agar dapat menyelesaikan masalah yang juga majemuk.

Apalagi, berbagai masalah global hari ini tidak dapat diselesaikan hanya oleh komunitas kecil atau beberapa negara saja. Mulai dari masalah perdamaian, keamanan, demokrasi, HAM dan toleransi, kesenjangan ekonomi, kemiskinan, dan kesenjangan pembangunan.

Berbagai tantangan tersebut perlu disikapi serius bersama-sama dengan melibatkan negara maju dan berkembang dengan berbagai sistem parlemennya masing-masing.

“Inilah prinsip Pancasila yang tertuang pada sila keempat yang harus dibangun oleh MPR RI melalui World Consultative Assembly. Sebuah prinsip untuk menyelesaikan masalah bersama lewat musyawarah sebagai masyarakat dunia. Setiap negara diberikan ruang untuk saling bantu membantu dalam mengatasi masalah yang tidak dapat diatasi oleh satu Negara saja. Terlebih jika masalah tersebut menjadi masalah global,” ungkap Syarief Hasan.

Menurutnya, kehadiran Majelis Permusyawaratan Dunia atau World Consultative Assembly akan melengkapi dan menguatkan peran Indonesia di berbagai organisasi dunia seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa, OKI, Liga Muslim Dunia.

Keberadaan World Consultative Assembly harus didorong agar lebih mendunia dan 

Indonesia yang menjadi penggagas utama Majelis Permusyawaratan Dunia ini akan menguatkan peran sentral Indonesia dalam menggagas berbagai organisasi dunia dan gerakan internasional.

Dulu, menurut Syarief, pendahulu kita pernah menggagas ASEAN, Gerakan Non-Blok, sampai yang fenomenal yakni Konferensi Asia Afrika.

“Saatnya kita menggagas kembali organisasi internasional yang lebih luas cakupannya, lebih inklusif, dan lebih berorientasi pada penyelesaian masalah-masalah global,” tutup Syarief Hasan.(jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler