Syekh Kholil Bagkalan: Punya Murid Ratusan Ribu dan Menginspirasi Pendiri Bangsa

Rabu, 13 April 2022 – 04:00 WIB
Peneliti Manuskrip Syakh Kholil Bangkalan, Lora Kholil, saat mengisi program Inspirasi Ramadan Edisi Sahur di akun BKN PDI Perjuangan di YouTobe yang dipandu oleh host Mabda Dzikara, Selasa (12/4). Foto: BKN PDIP

jpnn.com, JAKARTA - Syekh Akhmad Kholily Kholil dianggap sebagai pemuka agama pejuang dan mahagurunya ulama di Nusantara. Karena itu, ada tradisi apabila santri hendak menimba ilmu, maka harus pergi 'ngetan' alias berziarah ke timur di mana makam Syekh Kholil di Bangkalan.

Hal itu disampaikan oleh Peneliti Manuskrip Syakh Kholil Bangkalan, Lora Kholil, saat mengisi program Inspirasi Ramadan Edisi Sahur di akun BKN PDI Perjuangan di YouTobe yang dipandu oleh host Mabda Dzikara, Selasa (12/4).

BACA JUGA: Menurut Ketum PBNU, Ulama Harusnya Seperti Ini, Umat Islam Jangan Terjebak

“Ada suatu aturan tidak tertulis bahwasanya santri-santri itu harus memiliki tradisi ngetan. Dalam salah satu catatan hariannya kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda, sembilan dari sepuluh orang Jawa yang pandai beragama Islam pasti pernah ke Bangkalan,” jelas Lora Kholil.

Dia menjelaskan Syekh Kholil sejak kecil sudah dididik dengat ketat oleh sang ayah KH Abdul Lathif.

BACA JUGA: Sebulan Penuh, BKN PDIP Bakal Isi Ramadan dengan Habaib dan Ulama Kondang

Syekh Kholil dari kecil memiliki keistimewaan yang haus akan ilmu, terutama ilmu fikih dan nahu.

Syekh Kholil sudah hafal dengan baik 1.002 bait nazam Alfiyah Ibnu Malik sejak usia muda. Karena itu, Syekh Kholil dikenal sebagai sosok pecinta ilmu, di mana di usia yang masih anak-anak, sang mahaguru sudah mewarisi keilmuan dan jaringan di ulama-ulama Nusantara.

BACA JUGA: Ketum DPP Satkar Idris: Kami Menjembatani Kepentingan Ulama dan Umara

Kiai Kholil Bangkalan, lanjut Lora, juga menempuh proses pendidikan yang panjang dan berat. Kiai Kholil berpindah-pindah guru, dari Madura hingga ke Mekkah. Dengan segala keterbatasan di zamannya, Syekh Kholil bersungguh-sungguh dalam menimba ilmu.

Lora melanjutkan Syekh Kholil juga memiliki banyak murid di berbagai penjuru Indonesia.

Terdapat sekitar 500 ribu orang di Nusantara berguru kepada Syekh Kholil.

Di antaranya, ada 500 orang yang beretnis Arab. Hal tersebut membuat Syekh Kholil bukan hanya mahaguru bagi orang-orang Nusantara, melainkan juga untuk etnis lainnya juga.

“Pengaruh Syekh Kholil tidak hanya di kalangan pesantren tetapi para negarawan, bahkan para founding father justru mengambil inspirasi dari Syekh Kholil Bangkalan,” jelas pria keturunan Syekh Kholil generasi kelima itu.

Meski demikian, Lora menyatakan warisan sesungguhnya dari Syekh Kholil, yang telah menapaki perjalanan bangsa dari masa kemerdekaan hingga setelahnya. Cara dakwah Kiai Kholil sangat luar biasa dan patut diteladani.

“Beliau di masa hidupnya mendapat tekanan dari pemerintah Bangkalan agar ketika khotbah Jumat dipaksa untuk memuji kerajaan bangkalan atau sesuatu yang mereka tidak miliki. Kemudian, beliau melakukan perlawanan dengan cara membangun banyak masjid di pesisir Bangkalan. Nah, setiap salat Jumat, Syekh Kholil akan membuat satu teks khotbah Jumat yang akan disiarkan di masjid-masjid pesisir tersebut," jelas dia.

Salah satu peninggalan yang masih dipelajari para santri adalah manuskrip kitab karangan Syekh Kholil. Ada sekitar 33 manuskrip karangan sang ulama yang berhasil dilacak dan delapan kitab berhasil ditulis ulang dan diterbitkan dalam cetakan.

“Inspirasi yang bisa diambil dari Syekh Kholil adalah kegigihan dan tidak kenal menyerah dalam menimba ilmu. Beliau bukan anak siapa-siapa, ayah Syekh Kholil bukan asli Bangkalan, tetapi pendatang. Namun kegigihan beliau sejak kecil dalam meniba ilmu di beberapa pesantren, menjadikannya sosok ulama besar dan ternama. Hingga akhirnya kegigihan beliau terbayar tuntas dengan memiliki santri-santri berbagai daerah,” pungkas Lora Kholil. (tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ulama se-Jatim Dukung Sandiaga Uno Maju Dalam Pilpres 2024


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler