jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah oknum WNI diduga keras membela gerakan separatis. Mereka mengabaikan upaya pembangunan yang terganggu akibat aksi kelompok tersebut.
Ketua DPP Partai Nasdem Syahrul Yasin Limpo mengatakan, gerakan separatis sama buruknya dengan kelompok teroris. Para pelakunya sama-sama mengganggu upaya bangsa Indonesia terus bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan.
BACA JUGA: Rahmat Gobel Masuk Daftar Caleg NasDem
"Sekarang, para pelaku semakin sering beraksi antara lain karena dukungan terhadap mereka makin luas. Banyak pendukung gerakan separatis secara terbuka menyatakan sikapnya. Bahkan, berkali-kali mereka menggunakan kebohongan untuk membela separatis," tuturnya.
Para pendukung itu kerap baru bersuara saat kelompok separatis terdesak oleh upaya penegakan hukum oleh aparat. Mereka tidak bersuara saat ada warga dan aparat menjadi korban kekerasan.
BACA JUGA: NasDem Tak Keberatan Said Aqil Jadi Pendamping Jokowi
"Jangan dikira para separatis itu tidak pernah melukai bahkan menghilangkan nyawa warga. Mereka bolak-balik, tanpa alasan dan sering kali tiba-tiba, menembaki orang-orang yang sedang bekerja atau bahkan sedang di rumah," kata dia.
Fakta itu tidak pernah disinggung oleh para pembela separatis. Mereka secara konsisten hanya menyoroti penggunaan senjata oleh aparat. "Penegakan hukum terhadap kelompok senjata tentu harus menggunakan senjata," kata dia.
BACA JUGA: Bang Uchok Ingatkan Pak Jokowi Cermati Main Mata ala NasDem
Dampak terbesar dari kekerasan para separatis itu adalah gangguan keamanan pada proses pembangunan. Program pembangunan terhambat karena pekerja tidak mau meneruskan pembangunan sampai kondisi aman.
"Jangan-jangan memang pendukung separatis ini tidak suka kalau Indonesia maju dan pembangunan berjalan? Mereka lebih suka Indonesia tetap terbelakang dan serba terbatas. Entah apa motifnya," ujarnya.
SYL mengatakan, komitmen pemerintah pada pemerataan pembangunan tidak perlu diragukan. Berbagai proyek di pelosok Indonesia adalah wujud keadilan sosial.
"Banyak yang mencibir saat jalan dibuat di suatu daerah terpencil. Mereka tidak tahu dampak keterbukaan akses terhadap suatu daerah. Harga aneka kebutuhan bisa ditekan, layanan bisa disediakan lebih cepat, kalau jalan tersedia dan bisa dilalui dengan lancar. Fakta itu mungkin tidak disukai separatis dan pembelanya. Mereka tidak suka WNI sejahtera," kata dia. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Politisi Senior Golkar Hengkang ke NasDem, Mengejutkan!
Redaktur & Reporter : Adil