JAKARTA - Keputusan PN Jakpus yang menyatakan PT Metro Batavia Air pailit, tentu saja mengagetkan banyak calon penumpang Batavia Air yang terlanjur membeli tiket jauh-jauh hari. Tak pelak kantor pusat maskapai itu di Jalan Angkasa Raya Kompleks Indo Ruko Nomor 20N, Kemayoran, Jakarta Pusat diserbu calon penumpang. Mereka meminta pengembalian uang atas tiket yang sudah dibelinya.
Banyak dari calon penumpang yang merasa kesal lantaran belum ada kejelasan dari pihak Batavia Air. Namun maskapai tersebut mengaku akan menyelesaikan kewajibannya untuk membayarkan semua tiket yang terlanjur dibeli calon penumpang. "Pihak manajemen belum terlihat sampai saat ini," kata Dadang Hariawan, salah satu calon penumpang yang mengaku datang sejak Kamis (31/2) pagi.
Sementara itu, Leony salah satu calon penumpang maskapai Batavia Air mengaku sangat syok saat Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat memutuskan pailit PT Metro Batavia Air selaku operator maskapai penerbangan Batavia Air. Dia pun kebingungan ingin meminta uangnya kembali lantaran terlanjut membeli tiket maskapai tersebut untuk pulang kampung saat lebaran.
"Sebelumnya saya sudah dengar kalau Batavia Air digugat, tapi enggak nyangka akan pailit. Jadi saya syok sekali," ujar Leony kepada JPNN, Kamis (31/1).
Leony sendiri sudah memesan tiket Batavia Air jurusan Jakarta-Padang sejak bulan September lalu. "Rencananya saya pesan tiket untuk lebaran, tanggal 3 Agustus 2013 saya berangkat ke Padang," terangnya.
Wanita asal Padang ini tahu kabar pailit dari pemberitaan media online. Dan setelah dinyatakan pailit, dia selalu mengupdate berita seputar Batavia yang dinyatakan pailit di berbagai media online. Meski begitu, hingga hari ini Leony belum menghubungi pihak Batavia Air terkait pengantian tiket yang sudah dibelinya.
Leony justru lebih memilih menunggu instruksi dari kurator sebagaimana informasi yang dia baca di berbagai media online mengenai ganti rugi tiket (refund). "Saya belum dapat informasi baru lagi soal ganti rugi. Secepatnya saya akan hubungi Batavia," terangnya.
Mengenai pengalihan penerbangan yang dilimpahkan ke Maskapai Mandala Air. Leony mengaku tak keberatan dengan pengantian maskapai apapun, asal dia tidak merogoh kocek lagi bila harus beralih maskapai. "Saya enggak keberatan, asal bagasi jangan bayar lagi. Saya mau nya diganti penuh," tukasnya.
Hal yang sama dialami Rizqa Permana. Calon penumpang yang sudah membeli tiket untuk penerbangan ke Tanjung Pandan Belitung itu juga mengaku kaget. "Saya mau liburan sama keluarga 11 September," kata Rizqa.
Dia memang biasa memesan tiket jauh-jauh hari sebelumnya untuk mendapatkan harga murah. Apalagi penerbangan ke Tanjung Pandan hanya dilayani maskapai Batavia dan Sriwijaya Air.
Nah, dia juga mengaku kaget mendengar Batavia Air dinyatakan pailit dan menghentikan pelayanan. Dia pun bertekad meminta uangnya yang sudah dibayarkan. "Kalau cuma Rp 400 sih saya ikhlas. Tapi ini jumlahnya hampir Rp 3 juta. Pokoknya saya mau ambil (minta ganti)," ujarnya dengan nada ketus.
Seperti diketahui, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat Rabu sore (30/1) memutuskan mengabulkan permohonan dari perusahaan sewa guna pesawat International Lease Finance Corporation (ILFC) yang menggugat pailit PT Metro Batavia selaku operator maskapai penerbangan Batavia Air.
"Mengabulkan permohonan pemohon (ILFC) untuk seluruhnya," ungkap Ketua Majelis Hakim Agus Iskandar di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, Rabu (30/1).
Dalam amar putusannya, Agus Iskandar menyatakan Batavia Air memenuhi syarat untuk dinyatakan pailit, sesuai dengan UU nomor 37 tahun 2004 tentang kepailitan. "Menyatakan termohon yakni Batavia Metro pailit," tegasnya. (chi/mas/jpnn)
Banyak dari calon penumpang yang merasa kesal lantaran belum ada kejelasan dari pihak Batavia Air. Namun maskapai tersebut mengaku akan menyelesaikan kewajibannya untuk membayarkan semua tiket yang terlanjur dibeli calon penumpang. "Pihak manajemen belum terlihat sampai saat ini," kata Dadang Hariawan, salah satu calon penumpang yang mengaku datang sejak Kamis (31/2) pagi.
Sementara itu, Leony salah satu calon penumpang maskapai Batavia Air mengaku sangat syok saat Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat memutuskan pailit PT Metro Batavia Air selaku operator maskapai penerbangan Batavia Air. Dia pun kebingungan ingin meminta uangnya kembali lantaran terlanjut membeli tiket maskapai tersebut untuk pulang kampung saat lebaran.
"Sebelumnya saya sudah dengar kalau Batavia Air digugat, tapi enggak nyangka akan pailit. Jadi saya syok sekali," ujar Leony kepada JPNN, Kamis (31/1).
Leony sendiri sudah memesan tiket Batavia Air jurusan Jakarta-Padang sejak bulan September lalu. "Rencananya saya pesan tiket untuk lebaran, tanggal 3 Agustus 2013 saya berangkat ke Padang," terangnya.
Wanita asal Padang ini tahu kabar pailit dari pemberitaan media online. Dan setelah dinyatakan pailit, dia selalu mengupdate berita seputar Batavia yang dinyatakan pailit di berbagai media online. Meski begitu, hingga hari ini Leony belum menghubungi pihak Batavia Air terkait pengantian tiket yang sudah dibelinya.
Leony justru lebih memilih menunggu instruksi dari kurator sebagaimana informasi yang dia baca di berbagai media online mengenai ganti rugi tiket (refund). "Saya belum dapat informasi baru lagi soal ganti rugi. Secepatnya saya akan hubungi Batavia," terangnya.
Mengenai pengalihan penerbangan yang dilimpahkan ke Maskapai Mandala Air. Leony mengaku tak keberatan dengan pengantian maskapai apapun, asal dia tidak merogoh kocek lagi bila harus beralih maskapai. "Saya enggak keberatan, asal bagasi jangan bayar lagi. Saya mau nya diganti penuh," tukasnya.
Hal yang sama dialami Rizqa Permana. Calon penumpang yang sudah membeli tiket untuk penerbangan ke Tanjung Pandan Belitung itu juga mengaku kaget. "Saya mau liburan sama keluarga 11 September," kata Rizqa.
Dia memang biasa memesan tiket jauh-jauh hari sebelumnya untuk mendapatkan harga murah. Apalagi penerbangan ke Tanjung Pandan hanya dilayani maskapai Batavia dan Sriwijaya Air.
Nah, dia juga mengaku kaget mendengar Batavia Air dinyatakan pailit dan menghentikan pelayanan. Dia pun bertekad meminta uangnya yang sudah dibayarkan. "Kalau cuma Rp 400 sih saya ikhlas. Tapi ini jumlahnya hampir Rp 3 juta. Pokoknya saya mau ambil (minta ganti)," ujarnya dengan nada ketus.
Seperti diketahui, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat Rabu sore (30/1) memutuskan mengabulkan permohonan dari perusahaan sewa guna pesawat International Lease Finance Corporation (ILFC) yang menggugat pailit PT Metro Batavia selaku operator maskapai penerbangan Batavia Air.
"Mengabulkan permohonan pemohon (ILFC) untuk seluruhnya," ungkap Ketua Majelis Hakim Agus Iskandar di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, Rabu (30/1).
Dalam amar putusannya, Agus Iskandar menyatakan Batavia Air memenuhi syarat untuk dinyatakan pailit, sesuai dengan UU nomor 37 tahun 2004 tentang kepailitan. "Menyatakan termohon yakni Batavia Metro pailit," tegasnya. (chi/mas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembagian Saham Inalum Belum Pasti
Redaktur : Tim Redaksi