Taat Protokol Kesehatan Solusi Atasi Darurat Lahad Pemakaman Korban Covid-19

Jumat, 22 Januari 2021 – 00:35 WIB
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo. Foto: Friederich Batari/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo menyoroti keterbatasan lahan khususnya lahad untuk korban covid-19.

Menurut Benny, pemakaman jenazah korban covid-19 tidak dapat dipaksakan harus di suatu tempat karena berkaitan dengan keyakinan seseorang.

BACA JUGA: PPKM Jawa-Bali Diperpanjang, Penerapan Protokol Kesehatan Harus Diperketat

Oleh karena itu, Benny mengusulkan agar diberikan alternatif seperti pemakaman jenazah covid di pemakaman umum asalkan memperhatikan protokol kesehatan yang jelas serta menghindari kerumunan.

Alternatif lainnya adalah jenazah korban covid-19 dimakamkan satu lubang dengan keluarga yang terlebih dahulu meninggal.

BACA JUGA: Klaster Keluarga Merajalela, Tolong Kesadarannya Protokol Kesehatan di Rumah!

“Persoalan kita saat ini darurat sistemnya. Solusinya bisa tumpang sari atau dilakukan di pemakaman umum tetapi menggunakan protokol covid. Karena faktanya dari penelitian yang meninggal tidak menularkan virus ini," kata Benny saat wawancara tentang lahan pemakaman khusus korban Covid-19 yang dilangsungkan oleh Radio Republik Indonesia (RRI) pada Kamis (21/1/2021).

Benny menegaskan kesulitan dan keterbatasan lahan ini adalah peringatan untuk masyarakat agar lebih mematuhi protokol kesehatan.

BACA JUGA: Kemenkes Lakukan Screening dan Testing Covid-19 terhadap Korban Gempa Sulbar

“Ini warning kepada kita agar disiplin kesehatan. Pembatasan kerumunan ditaati. Disiplin diri juga harus dilakukan dan lainnya," tambahnya.

Menurutnya, warga masyarakat harus melaksanakan protokol kesehatan berdasarkan kesadaran bukan paksaan.

“Jika paksaan akan berat karena itu tekanan. Kalau ikhlas ini akan dilakukan gembira sukacita," ujarnya.

Dalam kegiatan beribadah, Pendiri Setara Institute ini menjelaskan bahwa di gereja-gereja Katolik sudah menerapkan protokol kesehatan sejak lama dalam melakukan proses ibadah.

“Gereka Katolik melakukan protokol kesehatan itu dan Paus Fransiskus memberikan contoh menghindari kerumunan dengan melakukan misa online,” ungkap Benny.

Benny berpesan kepada masyarakat agar tidak takut berlebihan dan paling penting adalah menaati semua protokol kesehatan.

“Jangan paranoid berlebihan bahwa orang meninggal karena covid itu menularkan. Yang perlu kita jaga adalah protokol kesehatan dan kita harus mempunyai rasa kemanusiaan untuk menghormati para korban covid-19," katanya.

Pada bagian akhir, Benny menegaskan bahwa orang yang membuat kerusuhan dalam menghadapi masalah ini adalah orang yang tidak mempunyai cinta kasih kepada Tuhan yang diyakininya.(fri/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler