Tagih Janji Presiden Jokowi Soal BLT, Politikus PKS: Tega Sekali!

Rabu, 29 April 2020 – 14:10 WIB
Anggota Komisi IV DPR RI yang membidangi pertanian, Andi Akmal Pasluddin. Foto: Humas FPKS DPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR RI, Andi Akmal Pasluddin yang membidangi persoalan Pertanian, Kehutanan dan Kelautan menyayangkan prilaku pemerintah mulai dari pimpinan negara hingga menteri-menterinya yang terlalu mementingkan citra dirinya dengan mengabaikan substansi.

Politikus PKS ini menagih janji Presiden Jokowi yang mengatakan mencairkan BLT (Bantuan Langsung Tunai) pada pekan ini. Pekan ini yang dikatakan pimpinan negara ini berlangsung sejak 21 April 2020. Tetapi hingga 29 April, BLT tidak kunjung sampai ke masyarakat.

BACA JUGA: Gus Menteri Garansi BLT Dana Desa Bakal Tidak Tumpang Tindih dengan Bansos Lain

Akmal yang mengaku mewakili masyarakat sebagian besar petani, nelayan dan penduduk di sekitar hutan mendapat keluhan terkait janji pemerintah ini. Keadaan mereka sudah sangat berat dengan adanya dampak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah masing-masing terutama zona merah akibat dari wabah covid-19 ini.

“Pemberitaan yang menjelaskan bahwa bantuan pemerintah tersendat karena nunggu tas pembungkus yang bertuliskan Bantuan Presiden ibarat petir di siang bolong dalam keadaan terik panas. Sesuatu yang seharusnya mustahil tetapi ada di Indonesia. Tega Sekali. Mestinya pembungkus itu bertuliskan Bantuan untuk Rakyat dari Uang Rakyat," ketus Akmal dalam keterangan persnya, Rabu (29/4/2020).

BACA JUGA: Peduli Dampak COVID-19, KRI Sampak-628 Berikan Bansos Kepada Nelayan

Akmal menyoroti berbagai pemotongan APBN dengan kalimat penghematan khusus di mitra kerjanya, Kementan, KKP dan KLHK merupakan sebuah tindakan yang tidak masuk akal.

Ia mempertanyakan bagaimana kita akan mampu segera mengurangi angka kemiskinan jakalau pengelolaan negara ini dilakukan secara praktis dan sesimple sekarang.

BACA JUGA: DPD RI Desak Pemerintah Perbaiki Sistem Penyaluran Bansos

Kementerian Pertanian, lanjut Akmal, merupakan kementerian dengan APBN yang terus tergerus dari tahun ke tahun. Pada tahun 2015, APBN kementan lebih dari 30T. Sedangkan saat ini setelah 5 tahun malah turun drastis lebih setengahnya dimasa wabah sekarang. Saat ini APBN kementan hanya sekitar 14,05 T yang semula 21,05 T sebelum penghematan akibat wabah.

"Adanya Janji presiden terbaru terkait BLT khusus untuk 2,44 juta petani, saya berharap Kementan mengawal anggaran ini dengan tepat sasaran, tepat jumlah dan tepat waktu. Karena stimulus ekonomi untuk petani ini ada harapan besar mampu menggenjot produktivitas", kata dia.

Pada tanggal 28 April 2020, tambah Akmal, Pemerintah melalui Menko Perekonomian telah mengumumkan keputusan BLT diberikan kepada petani miskin di tengah wabah virus corona sebesar Rp 600.000. Mengingat melesetnya janji yang dilontarkan pekan lalu akibat pembungkus yang terlambat, jangan sampai petani sejumlah 2,44 juta orang makin menderita karena selain miskin secara fisik ditambah secara psikologis tertipu dengan janji-janji.

“Berbagai penghematan ini kan ujungnya untuk menyelamatkan rakyat Indonesia. Tidak seharusnya setiap bantuan ini diklaim sepihak, karena ini bukan uang pribadi, tetapi uang rakyat,” tutup Andi Akmal Pasluddin.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler