BOGOR- Seorang tahanan Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas II A Paledang Kota Bogor,Thomas Ilyas Rachmat (59), warga Kampung Tamansari, RT01/06, Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, tewas misterius, Sabtu (17/3) lalu sekitar pukul 23.45.
Sebelum dinyatakan meninggal dunia, pihak Lapas Paledang membawa korban ke RS Marzoeki Mahdi (RSMM) di Jalan Raya Cilendek, Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat, pukul 21:00. Saat dibawa ke RSMM, tubuh pria yang sedang menjalani sidang ke tiga Kamis (15/3) karena kasus hutang piutang, terdapat sejumlah luka memar di leher kanan, punggung hingga pinggang. Pihak keluarga yang mencurigai korban tewas karena dianiaya lapor polisi.
Untuk mengetahui penyebab kematian Thomas, jenazah korban dibawa ke RS PMI Bogor untuk diotopsi. “Pas saya cek di kamar jenazah RSMM, ada luka lebam di bagian punggung dan tengkuk belakang berikut pinggang," ujar adik ipar korban, Edward Tampubolon(56) kepada Radar Bogor (Group JPNN).
Edward menjelaskan, dia mendapat informasi kakak iparnya tewas Sabtu malam sekitar pukul 23.30 dari keponakannya. Saat itu dia mendapat kabar kalau Thomas meninggal dunia dan jenazahnya ada di RSMM. “Saat saya lihat, kok tubuhnya biru-biru di bagian punggung sama yang paling jelas di tengkuk belakang. Korban juga mengeluarkan kotoran dan sperma, seperti menahan sakit,” ulasnya.
Melihat kejanggalan tersebut, pihak keluarga menaruh curiga kalau korban meninggal tidak wajar. Apalagi, saat ditahan di Lapas Paledang sejak tiga minggu lalu, kondisi kesehatan korban sehat wal"afiat. Lebih mencurigakan lagi, Jumat(16/3) sore, korban masih sempat berkomunikasi dengan salah satu anaknya, lewat telepon seluler.
“Saya bertemu dia (Thomas-red) hari kedua setelah ditahan di Lapas Paledang, saat itu dia sehat-sehat saja. Tubuh korban kan gemuk, tidak terlihat sakit. Tapi, kok tiba-tiba saya dapat kabar kalau beliau meninggal di tahanan. Dan yang paling terbaru, anaknya masih sempat berkomunikasi dengan korban pas Jumat sore," katanya.
Keluarga kata, Edward sudah mempertanyakan ke tim medis dari RSMM yang menangani korban. Tapi, pihak rumah sakit mengatakan, kalau korban sudah meninggal saat dibawa ke RSMM. “Tapi, pihak Lapas bilangnya, korban meninggal di rumah sakit, mana yang benar ini?,” kata Edward setengah bertanya.
Mengenai kasus Thomas, Edward menambahkan, korban ditahan di Lapas Paledang karena dituding telah melakukan penipuan dalam kasus jual beli tanah. Selain sebagai wiraswasta, selama ini korban juga aktif di gereja. Saat ini kasus dugaan penipuan itu sudah memasuki tahap persidangan di PN Bogor. “Dia dilaporkan ke Polisi karena dituduh telah menipu, padahal tuduhan itu tidak benar,” terangnya.
Saat ditanya apakah pihak keluarga akan melaporkan kasus meninggalnya Thomas ke pihak berwajib, Edward mengatakan, saat ini mereka sedang melakukan perundingan mengenai rencana tersebut. “Kita sedang menyiapkan bukti-bukti lebih dulu, dengan melakukan otopsi korban," tandasnya.
Sementara itu, Anak Kandung Pertama Korban, Abraham (25) mengatakan ayah kandungnya ditahan di Lapas Paledang sejak Februari 2012 karena tersandung kasus hutang piutang. Lanjutnya, kondisi badan ayahnya saat ditahan dalam kondisi sehat walafiat tanpa gangguan kesehatan apapun.
Abraham juga meminta kepada pihak kepolisian untuk melakukan otopsi untuk mengetahui kejelasan kematian ayah kandungnya itu karena dinilai misterius. “Kalau menurut penjelasan Lapas, ayah meninggal di rumah sakit. Tapi setelah diselidiki, ayah saya sudah meninggal sebelum dibawa ke rumah sakit. Dari sinilah saya curiga," terangnya.
Dikonfirmasi, Kepala Seksi Pembinaan Napi Lapas Paledang Rizman membantah bahwa tahanan sementara atas nama Thomas Ilyas Rhacmat (59) meninggal dunia di Lapas Paledang. Ia mengklaim bahwa korban meninggal di RS. Marzuki Mahdi sesaat setelah pihaknya melarikan ke rumah sakit. "Meninggal dunia di RS Marzuki Mahdi. Bukan di Lapas. Karena sebelumnya mengalami sakit," katanya.
Mengenai dugaan penganiayaan, Rizman juga membantah dan tidak membenarkan. "Kita masih menunggu keputusan tim medis," singkatnya.(yus)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiga Pilot Asing Lion Air Dikeroyok
Redaktur : Tim Redaksi