Tahta, Perjuangan dan Cinta Sultan Agung

Rabu, 16 Agustus 2017 – 14:26 WIB
Jumpa pers jelang produksi film Sultan Agung di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (15/8). (Dedi Yondra/JawaPos.com)

jpnn.com - Sukses membuat film kolosal berjudul Soekarno Indonesia Merdeka, dan Kartini. Hanung Bramantyo kembali menyuguhkan karya terbarunya dengan konsep serupa. Istri dari Zaskia Adya Mecca ini bakal membuat film kolosal.

Bersama Moeryadi Soedibyo Cinema, pria kelahiran Jogyakarta, 1 Oktober 1975 bakal memotret kehidupan Sultan Agung lewat layar lebar. Perjuangan, cinta dan tahta sang sultan akan dirangkum selama dua jam.

BACA JUGA: Diminta Garap Film Sejarah, Hanung Bramantyo: Antipati Masyarakat Cukup Besar

”Sultan Agung ini bukan hanya nama jalan. Ada sosok yang mulia dari diri beliau. Ini adalah sebuah legenda yang bisa dibilang terlupakan,” ujar Hanung Bramantyo ketika jumpa pers di Gedung Sasono Wiwoho, Menteng, Jakarta Selatan, Selasa (15/8).

ide cerita film Sultan Agung muncul dari Mooryati Soedibyo. Melalui semangat yang sama dalam menghargai perjuangan pahlawan dan menyebar inspirasi kepada generasi muda akan ketokohan sang sultan. Hanung pun tak berpikir dua kali. Baginya ini adalah sebuah terobosan terbaru dalam dunia perfilman.

BACA JUGA: Hanung Angkat Kisah Heroik Sultan Agung ke Layar Lebar

”Ketika saya melihat seorang Moeryati yang bisa bermain produk dan membuat film. Saya harus ikut dan ambil bagian. Karena, ini adalah amanah untuk mengingatkan kepada anak muda, bahwa kita memiliki hero,” jelasnya.

Tak mau asal, Hanung pun mulai kasak-kusuk mempersiapkan film tersebut. Tak hanya memilih aktor dan aktris yang berbakat. Peraih piala citra lewat film Brownies ini mengelar Focus Group Discussion (FGD) untuk mengumpulkan beragam informasi akan perjuangan sang sultan.

BACA JUGA: Ngehits Banget, Lagu Armada Ini Diangkat ke Layar Lebar

”Yang jelas ada gambarannya. Dan kita sudah melakukan dua kali seminar berikut mengundang sejarawan, salah satunya mas bagas. Beliau memahami betul sejarah sultan Agung dan Mataram,” katanya.

Hasil dari FGD tersebut, sambung Hanung, bakal menjadi benang merah akan skenario film Sultan Agung. Hanya saja, skenario tersebut tetapi akan melewati proses untuk menghasilkan sebuah kisah yang seru dan apik. Tak hanya dari sisi sejarah, namun ada romance dan heroik akan perjuangan sang sultan. ”Karena film itu rumusannya protagonis dan antagnis,” kata Hanung.

Secara catatan, perjuangan sultan Agung di 1618 hingga 1627 memang jelas melawan VOC. Akan tetapi, pria yang sempat menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia namun tidak menyelesaikannya yang akhirnya mempelajari dunia film di Jurusan Film Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta (IKJ) tak mau mengulangi sejarah.

Akan ada gimik-gimik seru yang bakal membuat pencinta film tanah air, khususnya generasi muda bakal tertarik menyaksikan film tersebut. ”Kalau di film ini protagonis orang Indonesia dan VOC antagonis, tetapi akan sangat kurang menarik kalau tidak ada abu-abunya. makanya kita ambil orang indonesia yang tidak mendukung voc,” katanya.

Oleh sebab itu, Hanung menyuguhkan cerita fiksi akan masyarakat pribumi yang tak mendukung kebijakan sang sultan dan lebih memilih sepaham dengan VOC. ”Karena saya takut kalau dibikin non fiksi, anak cucunya protes, walaupun aslinya ada, mereka ada yang dipenggal dan di hukum, tetapi untuk mengindari hal itu, kita fiksikan. Kita bikin romance, kalau orang belanda mereka kan sudah tau ini film,” jelasnya.

Seperti halnya film-film kolosal sebelumnya. Hanung memastikan film Sultan Agung dikemas secara wah. Tak hanya mengunakan CGI computer-generated imagery sebagai pendukung cerita. Beberapa lokasi yang masih menyisahkan sejarah sang sultan berikut bangunan yang menyerupai pada zamannya, yakni tahun 1618 akan digunakan. Salah satunya benteng Batavia dan benteng Rotterdam di Makassar . ”Dua benteng masih eksis dan cukup representatif,” katanya.

Selain Benteng Batavia dan Rotterdam. Hanung mengaku akan menjalani syuting di Jogja, Lampung dan Jakarta. Dimana dalam film tersebut akan menggunakan gajah sebagai salah satu kendaraan yang di gunakan Sultan. ”Kemungkinan kita lakukan dilampung karena disaana ada sekolah gajah,” tegasnya.

belon lagi tentara dan infatri darat. ”Kita sekarang lagi melakukan inventaris, terus ada kapal, ada sekiyatar seratus kapal,” paparnya.

Oleh karena itu hanung belum bisa memastikan kapan proses syuting film sultan agung mulai di kerjakan. Yang pasti, satu demi satu persiapan mulai dijalani bersama tim. ”Makanya saya belum bisa bicara kapan syuting. Karena kita nggak hanya menyiakan sejarah tetapi waktu,” tegasnya. (ash)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Reaksi Zaskia Adya Mecca Lihat Putrinya Mantap Berhijab


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler