Tahun ini, Jumlah Polisi Bunuh Diri Diprediksi Masih Tinggi

Rabu, 03 Januari 2018 – 13:21 WIB
Polisi. Foto: JPG

jpnn.com, JAKARTA - Indonesia Police Warch (IPW) mencatat ada penurunan drastis pada kasus polisi yang bunuh diri sejak 2016-2017. Bahkan penurunannya mencapai 50 persen.

Ketua Presidium IPW Neta S Pane memprediksi, kasus polisi bunuh diri masih berpotensi tinggi di pada 2018. Karena itu, pimpinan kepolisian di tingkat polsek, polres, dan unit kerja Brimob diminta harus lebih peduli memperhatikan sikap prilaku anak buahnya.

BACA JUGA: 18 Anggota Polri Bunuh Diri

Di 2017 kata dia terjadi tujuh kasus polisi bunuh diri. Jumlah ini turun dibandingkan 2016 ada terjadi 13 kasus bunuh diri, dan lima kasus percobaan bunuh diri.

Dari kasus itu ada dua fenomena yang patut dicermati. Pertama, sebagian besar polisi yang bunuh diri melakukan aksinya dengan cara menembak kepalanya sendiri dan hanya satu yang gantung diri.

“Ini mengindikasikan betapa beratnya beban dan tekanan yang mereka hadapi. Sehingga mereka tak bisa lagi berpikir realistis dan cenderung mengambil jalan pintas, dengan cara menembak kepalanya sendiri,” kata dia dalam keterangannya, Rabu (3/12).

Kasus ini kata dia sekaligus menunjukkan tingkat kesadisan yang luar biasa. Lalu kedua, dari tujuh kasus bunuh diri pada 2017 itu, dua di antaranya dilakukan anggota Brimob karena persoalan yang sangat sepele.

“Yakni karena stres dijadikan saksi (ini dialami Bripka Teguh Dwiyanto di Tangerang) dan Ipda Sasmidias di Palu diduga karena terlalu lama bertugas di daerah konflik,” tambahnya.

Penyebab para polisi itu bunuh diri sebagian besar akibat masalah keluarga, ada empat kasus, kemudian konflik dengan rekan kerja. Melihat latarbelakang ini IPW kata dia khawatir di pada 2018 kasus polisi bunuh diri akan meningkat, jika tidak diantisipasi.

Mengingat pada 2018 beban kerja anggota Polri cukup berat, terutama dalam menjaga keamanan Pilkada Serentak di berbagai daerah.

“Di sisi lain ada persoalan akut yang melilit anggota Polri, terutama di jajaran bawah. Yaitu persoalan rumah tangga akibat terbatasnya penghasilan sebagai polisi,” imbuhnya.

Menurut Neta, hal ini kerap menjadi tekanan tersendiri bagi anggota Polri dalam menjalankan tugas profesionalnya. Dan ini pula yang kerap menjadi penyebab utama kasus polisi bunuh diri dari tahun ke tahun.

Lalu masalah lain adalah gaya hidup hedonis yang kerap menimbulkan konflik antar teman. Selain itu tekanan atasan yang kerap memberikan target untuk pencapaian prestasi atasan itu sendiri.

“Bagaimana pun masalah akut ini perlu diatasi. Para atasan perlu lebih peduli lagi untuk mencermati bawahannya agar kasus polisi bunuh diri bisa diatasi,” tandas dia. (mg1/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler