jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Agama akan membuka madrasah digital mulai tahun ini. Sejumlah madrasah ditetapkan jadi pilot project. Saat ini sebuah skema kerja sama tengah dijalin oleh Kementerian Agama dengan Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA).
Skema ini secara praktis akan diimplementasikan oleh Komite Pengarah Bersama (Joint Steering Committee) yang saat ini tengah dibentuk oleh kedua negara.
BACA JUGA: 400 Siswa Madrasah Aliyah Cibeber Banten Sambangi MPR RI
"Madrasah Digital menjadi salah satu prioritas program kami di periode ini,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Kamaruddin Amin di Jakarta, Jumat (31/1).
Kamaruddin mengungkapkan, digitalisasi madrasah merupakan salah satu unggulan yang diperjuangkan Kemenag agar madrasah dapat melakukan akselerasi dalam materi pendidikan dan juga teknologi.
BACA JUGA: Kemenag Perkuat Penguasaan Bahasa Asing Siswa Madrasah Aliyah
Perkembangannya terkininya, Pemerintah Uni Emirat Arab sedang menyusun dan membahas draf Memorandum of Understanding (MoU) yang kemudian segera disusul dengan Implementing Arrangement (IA).
Pembicaraan awal telah dilakukan antara Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi dan Direktur Organisasi dan Kerja Sama Pendidikan Internasional Kementerian Pendidikan Uni Emirat Arab (UEA) Ammar Al Mualla Menteri Energi dan Industri UEA Suhail Faraj, di Abu Dhabi bulan lalu.
BACA JUGA: Korban Meninggal Dunia Akibat Virus Corona Terus Bertambah, Nih Datanya
Kamaruddin mengungkapkan, pihaknya telah lama berupaya membangun madrasah menjadi sekolah bermutu tinggi dan akan terus berjalan ke arah itu. Dahulu madrasah dikenal sebagai sekolah papan bawah, namun dalam beberapa tahun terakhir Kemenag berhasil meningkatkan level madrasah-madrasah negeri menjadi sekolah favorit di daerah masing-masing.
Langkah terbaru ini diharapkan menjadikan madrasah lebih cepat berakselerasi menuju keunggulan mutu. Hal ini sesuai dengan era millenial yang mengandung konsekuansi digitalisasi semua platform. Kebetulan pemerintah UEA tertarik dengan ide Kemenag mengembangkan sekolah Islam berbasis teknologi informasi.
Pada tahap awal sebanyak 50 ribu unit komputer tablet akan diberikan oleh pemerintah UEA sebagai alat utama transformasi keilmuan berbasis digital. Kemudian software dan konten pelajaran dalam bentuk digital akan digelontorkan oleh Kemenag sebagai pengisi materi. Di sisi lain sejumlah guru juga akan dilatih untuk dapat berperan sebagai transformator yang kompeten.
Semua yang dikembangkan ini merupakan adopsi dari model yang telah sukses diterapkan di UEA. Negara Timur Tengah itu sudah menerapkan digital education yang terbukti efektif dan efisien dalam pembelajaran. Cara ini dapat mengefisienkan biaya operasional dan memperceat proses internalisasi.(esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad