jpnn.com, JAKARTA - Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan selama pandemi Covid-19 traffic penumpang di 19 bandara mengalami penurunan cukup signifikan.
Sebelum pandemi, penumpang di 19 bandara mencapai 8,7 juta orang saat momen angkutan tahun baru.
"Penerbangan dari dan ke Mainland China dibatasi. Kemudian diikuti pembatasan pemberangkatan haji dan umroh, termasuk yang memiliki visa biasa," kata Awaluddin, Kamis (18/3).
Dia mengakui penyebab turunnya traffic penumpang dari sektor pariwisata dan bisnis. Pada Maret 2020, puncak anjloknya traffic penerbangan terjadi di Bandara Soekarno-Hatta.
Sebelumnya penumpang yang jumlahnya sebanyak 1.200 orang turun menjadi sekitar 100 sampai 200 orang saja. Hal itu terjadi setelah pemerintah membatasi perjalanan mudik.
"Bandara sepi, traffic drop 95 persen. Kami konsisten mendukung program pemerintah," ujar dia.
Usai lebaran pemerintah mulai sedikit memberikan kelonggaran tetapi masih dalam pembatasan. Juni mulai ada peningkatan meskipun masih jauh dari harapan.
"Kami bersyukur karena masyarakat minatnya sangat tinggi untuk traveling, kegiatan pekerjaan, sosial masyarakat. Traffic meningkat karena didukung penerbangan domestik," ucap dia.
Indonesia, sambung Awaluddin, menjadi negara yang beruntung karena banyak didukung penerbangan domestik dibandingkan bandara di Hong Kong dan Singapura yang bandaranya hanya sebagai tempat transit.
Pada Oktober 2020, Kementerian Perhubungan mulai memberikan stimulus yang bertepatan pada akhir tahun atau momen angkutan tahun baru.
"Traffic mulai meningkat sampai puncaknya di Desember yang setiap harinya mencapai 900-an penumpang di Bandara Soeta. Untuk penerbangan mancanegara masih ditutup karena untuk melindungi masyarakat," pungkas Awaluddin. (mcr12/jpnn)
BACA JUGA: Untuk Bangun Bandara Ini, Jokowi Sebut 3 Bukit Dipotong, Nilainya Sebegini
BACA ARTIKEL LAINNYA... AP II Berikan 3 Alternatif Kemudahan Bagi Traveler untuk Tes COVID-19
Redaktur & Reporter : Arry Saputra