jpnn.com - BOSTON - Proyek laptop murah dunia atau One Laptop Per Child (OLPC) yang digagas Nicholas Negroponte akhirnya tinggal nama. Lewat laman resminya, OLPC mengaku harus jujur pada diri sendiri bahwa proyek yang sudah mereka jalankan sejak tahun 2008 itu tak bisa lagi dipertahankan.
"Kebahagiaan, energi serta semangat yang membawa kita bersama-sama telah hilang. Selamat tinggal OLPC," tulis mereka lewat laman OLPCNews.
BACA JUGA: Wow, Nomor Seluler Cantik Laku Rp 22,9 Miliar
Matinya proyek OLPC diperkirakan karena minimnya dukungan dari produsen perangkat keras komputer yang merupakan elemen penting dalam proyek tersebut. Seiring dengan itu, kantor pusat OLPC di Boston, Amerika Serikat kini telah kosong. Seperti dikutip dari laman softpedia, para staf dan konsultannya telah pindah.
Untungnya, anak perusahaan OLPC yang berlokasi di Miami dikabarkan masih beroperasi melayani penyebaran laptop ke negara berkembang seperti Uruguay, Peru, dan Rwanda. OLPC diperkenalkan ke dunia oleh Badan Pembangunan Dunia (UNDP) saat forum eknomomi dunia di Davos, Swiss tahun 2006.
BACA JUGA: AS Ingatkan Warganya terhadap Risiko Bitcoin
Program OLPC dibuat untuk mengurangi kesenjangan teknologi di negara-negara miskin. Awalnya harga satu unit produk OLPC atau XO-1 hanya USD 100. Tapi angka itu dinilai terlalu murah sampai akhirnya dinaikkan menjadi USD 140.
Keputusan OLPC menutup usahanya sangat mengagetkan sebab pada ajang Consumer Electronics Show (CES) 2014 di Las Vegas awal Januari lalu, mereka memperkenalkan beberapa produk baru yang diberi nama XO-4. Laptop tersebut bisa digabungkan dengan mikroskop dan teleskop yang terhubung langsung lewat port USB.(pra/jpnn)
BACA JUGA: Flappy Bird Bakal Bangkit Lagi
BACA ARTIKEL LAINNYA... iOS 7.1 Dilengkapi Fitur CarPlay
Redaktur : Tim Redaksi