Tak Dapat BLSM, Warga Acungkan Golok

Kamis, 27 Juni 2013 – 10:25 WIB
BEKASI SELATAN - Pembagian dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) di Kantor Pos Bekasi, Rabu (26/6) kacau balau. Diduga lantaran kesal tidak mendapat kartu perlindungan sosial (KPS) sebagai syarat untuk mencairkan dana BLSM, seorang warga nekat mengejar-ngejar petugas sambil mengacung-ngacungkan golok di tangannya.

Kepala Kantor Pos Besar Bekasi, Ahmad Mubaidi membenarkan adanya peristiwa tersebut. Menurutnya, kejadian itu berlangsung saat pendistribusian KPS yang menjadi syarat utama pengambilan bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) di wilayah Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi, kemarin.

Menurut dia, secara tiba-tiba, petugas kantor pos yang sedang berboncengan dengan Kepala Dusun di salah satu desa setempat dikejar warga menggunakan senjata tajam jenis golok. Akibatnya, pendistribusian KPS tersebut dibatalkan, atas dasar keselamatan petugas di lapangan.

’’Petugas sedang boncengan dengan kepala dusun, dikejar-kejar warga membawa golok. Diduga (warga) yang nggak dapat BLSM,” katanya kepada Radar Bekasi, kemarin di kantornya.

Kendati demikian, petugas menyiasati dengan sistem door to door atau pintu ke pintu, mengingat adanya kejadian tersebut.

Sistem itu, kata dia, dengan meminta bantuan kepada pengurus RW untuk menunjukkan rumah warga yang tercatat di data sesuai penerima BLSM.

’’Ada kekhawatiran dari pihak RT dan RW, mereka takut sama yang nggak dapat (BLSM). Sehingga kami menyiasati dengan door to door. Diantar pengurus RW yang menunjukkan rumah warga. Di Kecamatan ini juga paling banyak penerima BLSM mencapai 10.000 kepala keluarga (KK),” katanya.

Dia menambahkan, pendistribusian KPS di Kota dan Kabupaten Bekasi sudah hampir selesai melalui kantor pos terdekat. Tercatat di Kota Bekasi sebanyak 41.256 penerima BLSM di luar kantor Pos Pondokgede yang mencapai 20.792. Sedangkan di Kabupaten Bekasi sebanyak 92.293 calon penerima BLSM.

’’Di Kota Bekasi distribusi sudah 90 persen, sedangkan di Kabupaten Bekasi sudah 70 persen,” katanya.

Menurut dia, pendistribusian KPS di Kota Bekasi berjalan lancar, sedangkan di Kabupaten Bekasi terdapat beberapa kendala, terutama di Kecamatan Pebayuran, Sukawangi, Karang Bahagia, Tambelang, dan Babelan.

’’Di wilayah itu paling ribet, kami menghindari hal-hal yang tak diinginkan, termasuk kejadian warga yang mengejar petugas. Itu yang menjadi kekhawatiran kami,” katanya.

Masalah Data

Sejauh ini lanjut dia, pihaknya tak menemukan permasalahan sinkronisasi data antara di KPS dengan Kartu Tanda Penduduk (KPS). Namun, kata dia ditemukan beberapa data KPS yang penerimanya sudah meninggal dunia, bercerai maupun tak mempunyai KTP. ’’Ada penerima BLSM tapi sudah meninggal, juga tak mempunyai KTP,” katanya.

Kendati demikian, jika penerima BLSM sudah meninggal dunia kata dia, harus membuat surat kuasa melalui kantor kelurahan disertai surat keterangan meninggal dunia. ’’Yang meninggal dunia pakai surat kuasa,” jelasnya.

Sementara itu, bagi yang belum mempunyai KTP, pihaknya menyarankan untuk membuat KTP sementara di wilayah setempat sesuai data KPS, agar bisa mencairkan bantuan BLSM tersebut.

’’Tadi kami menemukan penerima BLSM, di data KPS yang dibawa keluarganya menerima, yang mengambil suaminya. Tapi, dia sudah bercerai sedangkan menikahnya secara siri (tak tercatat di KUA), sehingga harus melengkapi berkas dengan membawa surat keterangan cerai dari kelurahan maupun kantor desa,” ujarnya.

Pasalnya, kata dia di data KPS tersebut tercatat nama seluruh anggota keluarga, di antaranya ayah, ibu, dan anak.

Kakek 90 Tahun Ambil BLSM

Sejak tanggal 25 Juni, Kantor Pos Besar Bekasi membagikan BLSM di empat kecamatan di antaranya Bekasi Timur, Rawalumbu, Bekasi selatan, dan Tambun Utara.

Tercatat lebih dari 3.500 kepala keluarga menerima bantuan sebesar Rp300 ribu untuk dua bulan ke depan.  Pembagian itu juga dibuka di kantor pos di setiap kecamatan.

’’Sampai sekarang sudah 3.500 orang yang mengambil BLSM di empat kecamatan. Empat kecamatan itu dibagikan dipercepat karena sudah ada dananya,” katanya.

Sementara itu, sisa di seluruh Kecamatan baik di Kota dan Kabupatan Bekasi sesuai dengan jadwal, yakni mulai tanggal 1 Juli. Pihaknya membuka 21 kantor pos di Kota dan Kabupaten Bekasi, kecuali kantor pos Pondokgede yang tak masuk dalam wilayah kantor pos Besar Bekasi.

 ’’Pengambilan bisa sampai 2 Desember 2013,” tambahnya.

Sementara itu, seorang kakek berusia 90 tahun, Nawin mengaku segera mengambil BLSM di Kantor Pos Besar Bekasi untuk keperluan pribadi. Pasalnya, pria dengan cucu 15 orang ini sudah tak lagi bekerja sebagai penjual pisang di kawasan Pasar Baru, Bekasi.

’’Buat kebutuhan sehari-hari, sekarang sudah nggak jual pisang lagi, karena nggak kuat,” kata warga asal Desa Setiamekar, Tambun Utara ini.

Dia mengatakan, mengambil BLSM sebesar Rp300 ribu tersebut diantar oleh seorang cucunya menggunakan sepeda motor, setiba di kantor pos, dia langsung diarahkan ikut antre dengan pengambil BLSM lain sesuai kecamatan.’’Tadi ikut antre dulu, setelah dicek langsung ngambil uangnya di loket,” tandasnya. (adi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tempat Kursus Disatroni Rampok Bergolok

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler