ENDE,-Sebanyak 29 tenaga guru bantu pusat dan dua tenaga teknis lainnya melakukan protes karena tidak diakomodir sebagai CPNSD Kabupaten Ende. Mereka mempertanyakan hilangnya 31 nama, padahal mereka termasuk dalam Kategori I yang sebelumya termasuk dalam 168 orang yang dinyatakan lulus verifikasi tahap I.
Mereka diterima Kepala BKD Ende, Derson Duka dan Kabid Pengembangan Antonius Rabu di Lantai II Kantor Bupati Ende, Rabu (2/1). Bupati Don Wangge akhirnya hadir setelah pertemuan tersebut berjalan satu jam.
Salah seorang perwakilan guru bantu, Aniadus Oda membacakan pernyataan sikap mempertanyakan penghilangan 31 nama padahal sebelumnya telah dinyatakan lulus verifikasi tahap I. Dikatakan, pada pengumuman pertama mereka termasuk 168 yang lulus verifikasi dan validasi. Namun, ketika diumumkan di media ada penambahan 30 sehingga seharusnya berjumlah 198 orang. Dan itu termasuk mereka.
"Ternyata nama kami tidak ada di situ, baik itu pengumuman melalui media maupun yang dipajang di papan pengumuman BKD," kata Aniadus, guru pada SMPK Yos Soedarso Ende. Karena itu, dalam pernyataan sikap mereka mendesak untuk memberitahukan oknum yang menghilangkan 31 nama tersebut. Mereka juga meminta bupati untuk menerbitkan SK penetapan sesuai dengan pengumuman verifikasi I yakni 168 orang.
Menjawab tuntutan mereka, Kepala Badan Kepegawaian Daerah, Derson Duka menjelaskan, berdasarkan data dari BKN yang lulus CPNSD dari K-1 adalah sebanyak 169 orang. Sebanyak 31 orang tidak memenuhi kriteria termasuk 29 tenaga guru kontrak pusat dan dua tenaga teknis. Kemudian, sebut Derson, oleh BKN setelah dilakukan verifikasi ulang ditambah 60 orang. Jadi jumlah keseluruhan 169 orang.
"Saat uji publik terhadap 168 orang 31 orang tersebut dinilai bermasalah. Salah satunya daftar gajinya tidak ada. Dan ini menjadi kesulitan kita, apalagi DIPA-nya hilang. Namun, kami tidak putus harapan demi membantu kami ganti dengan SPJ. Dan itu sudah kita usulkan ternyata mendapat tanggapan publik dari berbagai daerah," kata Derson. Itu menjadi salah satu kendala pengangkatan CPNSD. Ia membatah dengan tegas pihak BKD yang menghilangkan 31 nama tersebut karena semua data sudah diserahkan ke BKN.
Bupati Ende, Don Bosco Wangge ketika bertemu dengan para guru bantu pusat menyatakan siap dan terus memperjuangkan nasib mereka. Pihaknya langsung memerintahkan BKD untuk ke Jakarta memperjuangkan nasib para guru kontrak pusat tersebut dan dua tenaga teknis. "Kita baru terima fax dari BKN, Selasa (1/1) mereka minta kita ajukan kembali ke-31 tenaga guru bantu dan dua tenaga teknis dari RSUSD Ende. Untuk itu saya perintahkan BKD untuk segera urus itu," sebut Don Wangge sambil menujukkan fax dari BKN.
Soal hasilnya seperti apa nantinya, sebut Don Wangge, menjadi urusan BKN. Namun, tegasnya, pihaknya akan terus menagih janji sesuai dengan fax yang dikirim BKN sehingga 31 tenaga kontrak bisa diakomodir. Ia meminta mereka untuk bersabar dan menunggu proses yang segera dilakukan.
Seperti pantauan koran ini, dalam pertemuan, nampak banyak tenaga kontrak yang sudah berumur. Mereka sangat mengharapkan pada tahun 2013 ini segera menjadi PNS. (kr7/ito)
Mereka diterima Kepala BKD Ende, Derson Duka dan Kabid Pengembangan Antonius Rabu di Lantai II Kantor Bupati Ende, Rabu (2/1). Bupati Don Wangge akhirnya hadir setelah pertemuan tersebut berjalan satu jam.
Salah seorang perwakilan guru bantu, Aniadus Oda membacakan pernyataan sikap mempertanyakan penghilangan 31 nama padahal sebelumnya telah dinyatakan lulus verifikasi tahap I. Dikatakan, pada pengumuman pertama mereka termasuk 168 yang lulus verifikasi dan validasi. Namun, ketika diumumkan di media ada penambahan 30 sehingga seharusnya berjumlah 198 orang. Dan itu termasuk mereka.
"Ternyata nama kami tidak ada di situ, baik itu pengumuman melalui media maupun yang dipajang di papan pengumuman BKD," kata Aniadus, guru pada SMPK Yos Soedarso Ende. Karena itu, dalam pernyataan sikap mereka mendesak untuk memberitahukan oknum yang menghilangkan 31 nama tersebut. Mereka juga meminta bupati untuk menerbitkan SK penetapan sesuai dengan pengumuman verifikasi I yakni 168 orang.
Menjawab tuntutan mereka, Kepala Badan Kepegawaian Daerah, Derson Duka menjelaskan, berdasarkan data dari BKN yang lulus CPNSD dari K-1 adalah sebanyak 169 orang. Sebanyak 31 orang tidak memenuhi kriteria termasuk 29 tenaga guru kontrak pusat dan dua tenaga teknis. Kemudian, sebut Derson, oleh BKN setelah dilakukan verifikasi ulang ditambah 60 orang. Jadi jumlah keseluruhan 169 orang.
"Saat uji publik terhadap 168 orang 31 orang tersebut dinilai bermasalah. Salah satunya daftar gajinya tidak ada. Dan ini menjadi kesulitan kita, apalagi DIPA-nya hilang. Namun, kami tidak putus harapan demi membantu kami ganti dengan SPJ. Dan itu sudah kita usulkan ternyata mendapat tanggapan publik dari berbagai daerah," kata Derson. Itu menjadi salah satu kendala pengangkatan CPNSD. Ia membatah dengan tegas pihak BKD yang menghilangkan 31 nama tersebut karena semua data sudah diserahkan ke BKN.
Bupati Ende, Don Bosco Wangge ketika bertemu dengan para guru bantu pusat menyatakan siap dan terus memperjuangkan nasib mereka. Pihaknya langsung memerintahkan BKD untuk ke Jakarta memperjuangkan nasib para guru kontrak pusat tersebut dan dua tenaga teknis. "Kita baru terima fax dari BKN, Selasa (1/1) mereka minta kita ajukan kembali ke-31 tenaga guru bantu dan dua tenaga teknis dari RSUSD Ende. Untuk itu saya perintahkan BKD untuk segera urus itu," sebut Don Wangge sambil menujukkan fax dari BKN.
Soal hasilnya seperti apa nantinya, sebut Don Wangge, menjadi urusan BKN. Namun, tegasnya, pihaknya akan terus menagih janji sesuai dengan fax yang dikirim BKN sehingga 31 tenaga kontrak bisa diakomodir. Ia meminta mereka untuk bersabar dan menunggu proses yang segera dilakukan.
Seperti pantauan koran ini, dalam pertemuan, nampak banyak tenaga kontrak yang sudah berumur. Mereka sangat mengharapkan pada tahun 2013 ini segera menjadi PNS. (kr7/ito)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Daerah Beralasan Dana Belum Masuk ke Rekening
Redaktur : Tim Redaksi