Peristiwa itu terjadi di Huta IV, Nagori Sidotani, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun. Pelaku emosi karena tak diberi uang oleh ibunya. Ratno, anak kelima dari lima bersaudara disebut-sebut residivis kasus narkoba jenis sabu.
Menurut informasi dihimpun METRO Siantar (Grup JPNN) siang itu, keluarga Boini hendak menggelar acara kenduri menyambut bulan puasa di rumahnya. Di sela-sela kesibukan si ibu, Ratno datang meminta uang.
Ketika ditanya untuk apa uang itu (dipergunakan), Ratno tidak menjawab. Dia malah ngotot. Karena tidak memberitahu keperluan uang itu untuk apa, Boini mengabaikannya. Tapi Ratno terus mendesak.
Tindakan Ratno sempat menyedot perhatian para tetangga yang turut membantu persiapan acara. Apalagi ketika ibu dan anak ini terlibat tegang urat saraf.
Malu pada tetangga, Boini menghindar. Kemudian Ratno pergi ke warung depan rumahnya. Tak lama kemudian, Ratno kembali rumah dan dia bergegas ke dapur. Melihat Ratno, korban curiga lalu menemuinya di dapur.
Saat itu, korban berniat menanyakan maksud Ratno datang ke dapur. Saat itu, Ratno emosi dan membacok ibunya berulangkali pakai golok dan pisau dapur.
Boini berusaha mengelak dan menangkis serangan Ratno dengan tangan kirinya, hingga tangan Boini nyaris putus. Saat itu juga korban bersimbah darah dan berteriak minta tolong. Tak lama kemudian, korban tersungkur di lantai dapur.
Ironinya, begitu ibunya terjatuh, pelaku bukannya kasihan. Dia makin beringas. Golok yang masih dipegangnya kembali diayunkan ke arah perut sebelah kanan korban berikut bagian kaki.
Aiptu Khariul Harahap, Kanit Bimas Polsek Perdagangan, yang tinggal bertetangga dengan korban, begitu mendengar suara jeritan minta tolong korban langsung bergegas mengecek kejadian tersebut.
Tapi begitu Khariul tiba, pelaku mengusirnya sembari mengayunkan golok yang di pegangnya. Kebetulan, Khariul adalah abang ipar pelaku.
Melihat kejadian itu, para tetangga yang memadati kediaman korban sempat panik. Sebagian berusaha memberikan pertolongan terhadap korban namun takut terhadap pelaku yang sewaktu-waktu dapat melakukan penyerangan.
Kemudian Aiptu Khariul Harahap, suami dari kakak korban Erni bersama warga mencoba membujuk pelaku agar menghentikan aksinya. Begitu pelaku lengah, warga langsung mengamankannya.
Lalu Erni (37), kakak kandung pelaku langsung merangkul ibunya, kemudian membalut seluruh luka di tubuh korban pakai kain. Lalu melarikan korban ke Klinik Karya Husada, Perdagangan. Namun karena kondisi luka korban cukup parah, pihak Klinik Karya Husada merujuk korban ke Rumah Sakit Vita Insani Kota Pematangsiantar.
Erni mengaku, sewaktu korban tiba di Vita Insani, pihak rumah sakit sempat mengatakan tidak mampu menangani korban ketika melihat kondisi korban sudah kritis.
“Begitu mereka bilang tak sanggup, aku langsung minta agar ibu dibawa ke rumah sakit di Medan. Tapi Tuhan berkehendak lain, nyawa korban berhasil diselamatkan pihak rumah sakit,” kata Erni, sembari berucap syukur.
Saat ini, korban dirawat di kamar VIP nomor 302 lantai tiga Rumah Sakit Vita Insani.
Ngadiman (67), suami korban, yang ditemui METRO, Selasa (25/6) malam, di rumah sakit Vita Insani, mengatakan, kondisi istrinya sudah mulai pulih. Dia menyebutkan, akibat serangan anaknya, istri yang telah memberinya lima orang anak itu mengalami luka di telapak tangan kanan, tangan kiri, telinga kiri, dada kanan, perut dan kedua kaki.
Kapolsek Perdagangan AKP Aron Siahaan melalui Kanit Intel MT Nasution ketika dikonfirmasi, membenarkan kejadian tersebut. Saat ini, tersangka sudah diamankan untuk proses penyelidikan lebih lanjut.
“Kita masih kesulitan meminta keterangan pelaku, karena lain yang ditanya lain pula yang dijawab,” ujarnya. (end/dro)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bapak-Ibu-Anak Dijatuhi Empat Bulan Penjara
Redaktur : Tim Redaksi