jpnn.com - TARAKAN – Pacaran beda usia yang dijalani pria dewasa berinisial RM (30) dan anak di bawah umur bernama Mawar (11, nama samaran) sungguh di luar perkiraan.
Meski terpaut usia yang cukup jauh, drama percintaan mereka bak pasangan pada umumnya.
BACA JUGA: Puluhan Ton Ikan Sitaan KKP Dibagikan ke Warga
Hal itu terungkap saat hakim membuka sidang kasus pencabulan anak di bawah umur di Pengadilan Negeri (PN) Tarakan, Jumat (4/11).
RM hadir duduk di kursi pesakitan PN Tarakan sebagai terdakwa lantaran diduga mencabuli Mawar.
BACA JUGA: Danlantamal V Tinjau Pembangunan Lapangan Tembak Pesapen
Sesuai agenda, RM dijadwalkan mendengarkan dakwaan terhadapnya dan pemeriksaan saksi yang dihadirkan Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Tarakan.
RM tampaknya belum percaya dia dilaporkan orang tua sang pacar ke polisi.
BACA JUGA: Homestay Desa Wisata Rumah (ku) Terbangkan Pamor Morotai
Pria yang sudah berumah tangga ini hanya bisa tertunduk di kursi pesakitan untuk mempertanggungjawabkan perbuatan bejatnya.
Berdasarkan uraian dakwaan yang dibacakan JPU Estining Ayu di persidangan, RM telah melakukan pencabulan terhadap Mawar di sebuah gubuk di wilayah Kelurahan Juata Laut pada Februari-Agustus 2016 lalu.
“Mereka melakukan hubungan badan di daerah Juata Laut, dilakukan beberapa kali,” ungkap Estining Ayu kepada Kaltara Pos.
Dia menambahkan, keduanya sering berhubungan badan. Bisa pagi, siang bahkan malam hari.
Namun, Mawar tidak sampai berbadan dua.
“Awalnya anak ini tidak berani lapor kepada kakeknya, karena kakeknya galak, suka memukul kalau bikin kesalahan. Sampai diancam mau dibunuh kalau macam-macam anak ini, sehingga dia tidak berani, melaporkan hanya kepada orang tuanya,” ujar Ayu.
RM didakwa oleh JPU, dengan Pasal 81 ayat (2) UU RI nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Pekan depan, sidang lanjutan akan digelar di PN Tarakan. (ar/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lagi, Festival Wonderful Indonesia Hadir di Perbatasan Aruk
Redaktur : Tim Redaksi